ABNnews – PT Pelayaran Nasional Indonesia (PT PELNI Persero) memperkuat peran kemanusiaannya dengan membebaskan biaya angkut logistik bantuan bencana menuju Belawan, Sumatera Utara. Total biaya angkut yang digratiskan PELNI mencapai angka fantastis Rp 1,2 miliar.
Bantuan tersebut diangkut melalui empat kloter menggunakan KM Kelud dan KM Nggapulu, mencakup total 44 TEUs kontainer serta 1.669 kg parsel RedPack.
Sekretaris Perusahaan PELNI, Ditto Pappilanda, menyampaikan bahwa program bebas biaya pengiriman ini merupakan wujud nyata komitmen BUMN dalam mendukung penanggulangan bencana di Sumatra.
“Dengan total pembebasan biaya pengiriman mencapai Rp1,2 miliar, PELNI menegaskan komitmennya sebagai BUMN yang selalu hadir untuk masyarakat yang membutuhkan,” ujar Ditto.
Kloter Terakhir Tiba di Tahun Baru
Pada kloter keempat yang diberangkatkan Senin (29/12) kemarin, KM Kelud mengangkut 1 TEUs kontainer dan 1.669 kg parsel RedPack. Pengiriman terakhir ini diperkirakan tiba di Pelabuhan Belawan pada Kamis (1/1).
Ditto mengapresiasi kolaborasi berbagai pihak, instansi, perusahaan, dan relawan yang telah mengirimkan bantuan melalui PELNI dan memastikan proses pengangkutan berjalan transparan.
Dukungan Armada dan Logistik Khusus
Selain program bebas biaya kirim, PELNI juga mendapatkan penugasan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI. PELNI mengirimkan KM Egon untuk perbantuan angkutan POLRI.
KM Egon mengangkut sebanyak 237 personel POLRI beserta 37 unit motor, 27 unit truk/kendaraan kecil lainnya, sekaligus 8.518 ton logistik dan 43 koli obat-obatan. Seluruhnya diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Selasa (16/12).
Sebelumnya, PELNI Group juga telah menyalurkan bantuan logistik secara langsung ke daerah bencana di Sumatera Utara dan Sumatera Barat pada awal Desember, dengan total nilai bantuan mencapai Rp300 Juta.
Klarifikasi Kontainer Bantuan Tertahan
Terkait kabar adanya kontainer berisi barang bantuan dari Jawa Timur yang sempat tertahan di gudang BPBD Sumatera Utara, Ditto memastikan miskomunikasi tersebut sudah diselesaikan.
“Yang terjadi di sana sebatas miskomunikasi yang sudah diselesaikan dengan baik atas dasar kemanusiaan. Permasalahan sudah diselesaikan, dan semua pihak bekerja sama dengan baik untuk membantu korban bencana,” tegas Ditto.













