ABNnews — Dua pelaku penembakan di Bondi Beach, Sydney, Australia pada Minggu (14/12), diidentifikasi merupakan ayah dan anak bernama Sajid Akram (50) dan Naveed Akram (24).
Penembakan yang menargetkan komunitas Yahudi yang sedang merayakan Hanukkah menewaskan 15 orang. Sementara Sajid Akram ditembak mati oleh polisi. Ini artinya total 16 orang tewas dalam insiden mengerikan tersebut.
Menteri Dalam Negeri Australia, Tony Burke, pada Senin (15/12), mengatakan Naveed Akram lahir di Australia, sedangkan ayahnya yang tewas dalam baku tembak adalah imigran yang tinggal di Australia sejak 1998.
Menurut 9News, polisi lantas melakukan penggerebekan di tempat tinggal keduanya, termasuk sebuah alamat sewa jangka pendek di pinggiran barat daya Campsie, tempat mereka tinggal menjelang serangan berlangsung.
Mengutip cnnindonesia, ditemukan dua senjata api dan beberapa koper yang disita dari properti itu oleh polisi pada Senin (15/12) sore.
Menurut polisi, Akram memegang izin kepemilikan senjata api selama sejak 2015 atau sekitar 10 tahun. “Ayahnya memegang izin kepemilikan senjata api sejak 2015. Kami sedang menyelidiki latar belakang kedua orang itu,” ujar Komisaris Polisi New South Wales, Mal Lanyon.
“Dia memenuhi kriteria kelayakan untuk izin senjata api” dan memegang “izin berburu rekreasi,” tambah dia.
Saat ini, Naveed Akram dirawat di rumah sakit dan kemungkinan akan menghadapi tuduhan pidana terkait penembakan itu.
Sementara Kepolisian Australia mengonfirmasi bahwa aksi penembakan maut yang terjadi di Pantai Bondi merupakan tindakan terorisme.
Komisioner Kepolisian Federal Australia, Krissy Barrett menyatakan bahwa indikasi awal menunjukkan serangan ini merupakan aksi teror yang diduga dilakukan oleh pasangan ayah dan anak.
“Ini adalah tindakan dari individu yang menyelaraskan diri dengan organisasi teroris, bukan mewakili suatu agama,” tegas Barrett, dikutip dari Al Jazeera.
Dalam penggeledahan kendaraan pelaku, polisi menemukan barang bukti yang memperkuat dugaan afiliasi terorisme.
“Dua bendera buatan tangan yang menyerupai simbol ISIS ditemukan di dalam kendaraan pelaku, bersama dengan sebuah perangkat bahan peledak rakitan (IED),” ujar koresponden Al Jazeera, Wayne Hay, mengutip keterangan resmi polisi.













