Bangsa dan rakyat Indonesia tidak berapa lama lagi akan menempati Istana Ibu Kota Negara baru nan megah, yaitu Ibu Kota Nusantara (IKN).
Nama Nusantara sudah tidak asing lagi di telinga rakyat Indonesia, sudah dikenal sejak beberapa abad yang silam. Nusantara adalah ciri, karakteristik Indonesia, yakni yang terdiri dari ribuan pulau, baik besar maupun kecil.
Perpindahan Ibu Kota Negara sebenarnya sudah digagas oleh dua Presiden sebelumnya Bung Karno sudah merancang dipindahkannya Ibu Kota Negara ke Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, tapi karena beberapa pertimbangan, khususnya berkaitan dengan kemampuan keuangan negara saat itu belum memungkinkan, sehingga rencana itu dibatalkan. Padahal Kota Palangkaraya sudah dipersiapkan serta dirancang sedemikian rupa.
Kemudian di zaman Pak Harto juga muncul lagi rencana dipindahkannya Ibu Kota Negara ke Jonggol, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Namun belum juga terealisasi.
Kini Istana IKN sudah dibangun, tinggal finishing-nya nya serta melengkapi dan menunggu beberapa infrastruktur yang belum selesai. Rakyat Indonesia sangat berharap agar IKN sebagai ibukota negara yang berhasil.
Ada beberapa tolok ukur agar IKN nanti bisa dianggap sukses/berhasil, antara lain :
1). Perpindahan ibukota negara ke IKN adalah dapat mengubah demografi, terjadinya penyebaran serta pemerataan penduduk sekaligus akan menciptakan keseimbangan baru.
Dari daerah yang padat penduduknya berimigrasi ke daerah yang masih kurang padat penduduknya.
2). Perpindahan ibukota negara ke IKN tidak hanya sekedar perpindahan secara fisik bangunan dan aparatur pemerintahan saja, akan tetapi harapannya lebih jauh dari itu yakni diikuti adanya perpindahan penduduk yang signifikan.
Kalau hanya terjadinya perpindahan bangunan fisik serta aparaturnya, maka bisa-bisa diartikan pengisolasian penguasa dari rakyat, sehingga bukan tidak mungkin akan semakin mempertajam kesenjangan sosial.
3). Menciptakan Kemakmuran, di mana terjadinya pergeseran tingkat kehidupan rakyat dari kemiskinan meningkat menjadi kemakmuran. Jangan sampai terciptanya sekelompok elite di tengah-tengah rakyatnya sendiri yang masih berjuang untuk melepaskan diri dari kemiskinan.
Sudah siapkah IKN menerima atau menampung urbanisasi/imigrasi penduduk dalam hal ini ke IKN.
Pergeseran penduduk tersebut secara otomatis akan mengurangi beban daerah yang terlalu padat penduduknya, dan bisa menumbuhkan suasana kehidupan baru, syukur bisa menciptakan lapangan kerja baru, serta menumbuhkembangkan kehidupan perekonomian.
4). Munculnya pertumbuhan ekonomi
Hal ini akan terjadi manakala terciptanya lapangan kerja. Terbukanya lapangan kerja, secara otomatis akan menimbulkan gelombang urbanisasi.
Oleh karena itu IKN harus di rancang bangun secara komprehensif.
Penduduk di IKN jangan dibatasi.
IKN jangan dijadikan kota tertutup dan mengisolasi diri dari kehidupan rakyatnya.
5). Terbatasnya jumlah penduduk di IKN, tentu sangat berpengaruh dengan denyut kehidupan perekonomian, mengurangi deras nya arus investasi untuk menuju ke IKN.
Investasi akan berbondong-bondong ke IKN bilamana adanya prospek yang menguntungkan.
Keuntungan mempunyai daya tarik tersendiri bagi investor untuk menginvestasikan modalnya. Keuntungan akan diperoleh manakala padatnya transaksi antara investor/ pengusaha dengan konsumen/rakyat.
Jangan sampai IKN hanya menjadi kota satelit atau elite bagi orang-orang tertentu yang mempunyai finansial.
6). Indonesia harus belajar banyak dari negara-negara yang pernah memindahkan Ibu Kota negaranya. Jadikan sebagai panduan agar IKN menjadi ibukota yang sukses.
Apalagi kondisi keuangan Indonesia yang belum stabil, fiskal sempit, dan masih bergantung dengan “HUTANG”
Ada beberapa negara yang bisa dijadikan sebagai pembelajaran dari sudut pandang ekonomi dan penyebaran penduduk, antara lain;
a). AUSTRALIA
Semula ibukota Australia pernah ada di Melbourne dan Sydney sebagai pusat pemerintahanan, kemudian dipindahkan ke Canberra, berada di daerah yang kering dan terdiri dari padang pasir yang luas.
Ternyata perpindahan ibukota negara tersebut tidak menjadi daya tarik bagi rakyatnya untuk berimigrasi. Sehingga kota Canberra lengang dari keramaian serta denyut kehidupan ekonomi, hanya dihuni sebagian besar oleh petugas dari kedutaan besar negara-negara sahabat.
Pada malam hari sekitar jam 10.00 malam Kota Canberra sudah sunyi. Denyut kehidupan perekonomian sepertinya lamban bertumbuh, karena konsumennya terbatas. KBRI berada di Canberra.
Perpindahan ibukota Australia ke Canberra ditetapkan pada tahun 1908 dan resmi digunakan jadi ibukota pada tahun 1927.
Untuk membuat kesejukan pemandangan, di depan kantor perdana menteri dibangun danau buatan yang cukup luas, sehingga dapat mengubah suasana gersang menjadi suasana sejuk.
Kehidupan ekonomi Australia tetap berada di ibukota negara bagian, seperti di Melbourne, Sydney dan negara bagian lainnya.
b). MALAYSIA.
Malaysia punya pusat pemerintahan di Putrajaya, dekat Kuala Lumpur, jarak tempuh bila menggunakan kendaraan roda 4 tidak lebih 1 jam lamanya.
Di dekat kantor perdana menteri juga dibuatkan danau buatan, sama seperti di Canberra.
Putrajaya tidak begitu ramai, tentu di malam harinya akan lebih sunyi lagi.
Kantor-kantor negara sahabat masih banyak yang berada di Kuala Lumpur, termasuk KBRI masih berada di Kuala Kumpur.
c). KOREA SELATAN ( Korsel )
Korsel merancang untuk pindah Ibu Kota Negara dari Seoul ke Sejong City.
Sudah dibangunkan berbagai fasilitas untuk petugas negara, namun tak sedikit aparatur yang enggan untuk pindah dari Seoul.
Akhirnya Sejong City, dijadikan kota administratif. KBRI sendiri masih berada di Seoul.
Tentu masih ada beberapa lagi negara yang pindah ibukota negaranya yang bisa dijadikan pembelajaran.
Negara yang berhasil pindah ibukota negaranya adalah Amerika Serikat, yaitu dari Philadelphia ke Washington DC, dipindahkan pada tahun 1800.
Keberhasilan Amerika Serikat, karena ibukota negara baru tersebut mampu menciptakan kondisi lebih baik bagi rakyat Amerika Serikat, antara lain :
• Pertumbuhan ekonomi sangat pesat di ibukota negara baru tersebut sehingga banyak berdatangan investor besar yang menginvestasikan modal nya, serta munculnya kantor-kantor organisasi atau lembaga sosial kelas dunia.
• Ibukota negara baru tersebut menjadi pusat kebudayaan dan seni, banyak tumbuh museum, galeri dan lain-lain.
• Terjadinya urbanisasi penduduk yang signifikan, yang datang dari berbagai negara bagian lainnya ke pusat ibukota negara, yakni Washington DC.
Terjadinya akselerasi serta percepatan perpindahan penduduk tersebut menjadikan daya tarik tersendiri bagi investor. Washington DC adalah menjadi kota terbuka.
Lalu bagaimana dengan prospek IKN…..?
Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu rancang bangun IKN harus lebih komprehensif, antara lain :
a. Urbanisasi/imigrasi atau perpindahan penduduk tidak dibatasi. Diutamakan pribumi, sebab besar jasa pribumi terhadap kemerdekaan bangsa ini.
Jumlah penduduk akan mempengaruhi denyut kehidupan perekonomian sekaligus akan jadi pemicu dan menarik dunia Investasi. Mungkinkah selama ini adanya keenganan para investor untuk menanamkan modalnya ke IKN, karena ada isu bahwa jumlah penduduk di IKN akan dibatasi.
b. Perlu disediakan lahan penyangga bagi para urban di sekitar IKN. Pemerintah harus hadir dalam penyedian lahan tersebut. Jika perlu dibuatkan semacam kabupaten atau kota madya baru, sehingga tercipta perkotaan kecil tersendiri untuk para urban.
c. Adanya kemudahan serta keringanan untuk mendapat akses lahan atau tanah dengan harga yang terjangkau oleh para urban.
Jangan sampai lahan di sekitar IKN dikuasai oleh sekelompok orang, sehingga harga lahan menjadi mahal, tidak terjangkau oleh para urban. Karena sudah menjadi ladang bisnis bagi pemilik modal. Pemerintah harus tegas. Bilamana lahan dikuasai pihak tertentu, maka IKN akan lamban berkembang.
Bisa-bisa termasuk kategori pindah ibukota negara yg lamban berkembang.
d. Mungkinkah untuk sementara waktu IKN dijadikan kota administratif seperti Sejong City di Korsel, atau ibukota provinsi baru, hasil dari pemekaran dari Provinsi Kalimantan Timur, termasuk Balikpapan?
Mengingat jarak IKN dengan kota Balikpapan hanya berjarak 47 km. Jarak yang begitu dekat mempunyai 2 buah bandara internasional. Balikpapan ada bandara internasional Sultan Aji M Sulaiman.
Apakah bandara Balikpapan akan ditutup. Ini menjadi salah satu permasalahan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh pemerintah.
Jakarta, 16 Desember 2025
Penulis: LAMTASIM DASUSTRA













