ABNnews – Buronan Interpol sekaligus pengendali jaringan narkoba internasional, Dewi Astutik, akhirnya ditangkap Badan Narkotika Nasional (BNN) RI setelah bertahun-tahun buron.
Penangkapan ini bermula dari kasus penyelundupan 2,3 kg heroin yang berhasil digagalkan Bea Cukai Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Penangkapan dilakukan di sebuah hotel mewah di kawasan Sihanoukville, bagian barat Kamboja, setelah operasi intelijen dan koordinasi lintas negara.
“Dewi merupakan rekrutmen jaringan narkotika Asia-Afrika dan masuk daftar pencarian orang Korea Selatan,” ujar Kepala BNN RI Komjen Suyudi Ario Seto, Rabu (4/12).
Diburu Bertahun-Tahun, Ditangkap Tanpa Perlawanan
BNN menyebut operasi penangkapan dilakukan bersama aparat keamanan Kamboja. Saat digerebek, Dewi tengah berada di dalam mobil Toyota Prius putih setelah keluar dari hotel tempatnya menginap.
“Saat penangkapan, pelaku tidak memberikan perlawanan. Target ditangkap ketika bersama seorang laki-laki,” jelas Suyudi.
Usai ditangkap, Dewi langsung dipindahkan ke Phnom Penh untuk interogasi dan verifikasi identitas sebelum dipulangkan ke Indonesia.
Dalang Sabu Rp 5 Triliun
Dewi bukan pemain kecil. Ia disebut sebagai aktor intelektual penyelundupan 2 ton sabu senilai Rp 5 triliun jaringan Golden Triangle yang digagalkan Mei 2025 lalu. Ia juga terlibat kasus besar pada 2024 yang berhubungan dengan jaringan Golden Crescent.
Dalam operasi kartelnya, Dewi berperan mengambil dan mendistribusikan berbagai jenis narkoba seperti kokain, sabu, hingga ketamin ke Asia Timur, Asia Tenggara hingga Afrika.
Kepala Bea Cukai Soekarno-Hatta, Gatot Sugeng Wibowo, mengungkapkan bahwa identitas Dewi mulai terendus setelah pihaknya menggagalkan penyelundupan 2,3 kg heroin dan kokain dari kiriman yang terkait langsung dengan pelaku.
“Kami pernah menggagalkan penyelundupan 2,3 kg kokain dan heroin dari kiriman pelaku DA ini,” tegasnya.
Gatot memberi apresiasi atas keberhasilan BNN dalam menangkap buronan kelas kakap tersebut.
“Kami mendukung penuh kerja sama dengan BNN agar penyelundupan narkoba di bandara dapat ditekan semaksimal mungkin,” kata Gatot.
Penangkapan ini disebut menjadi salah satu operasi terbesar dalam pemberantasan narkoba jaringan internasional yang melibatkan Indonesia, Asia, hingga Afrika.













