ABNnews — Pemerintah resmi menegaskan arah baru pembangunan industri nasional lewat Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) sebagai kerangka jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045. Strategi ini berbasis empat pilar utama: hilirisasi, pengembangan ekosistem industri, penguasaan teknologi, dan prinsip keberlanjutan.
Sekretaris Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Muhammad Taufik, yang hadir mewakili Kepala BSKJI Emmy Suryandari, mengatakan SBIN akan menjadi fondasi pembangunan industri nasional yang lebih berdaya saing, termasuk sektor industri keramik.
“SBIN memberi arah yang jelas bagi pembangunan industri dalam jangka panjang. Dengan strategi ini, peningkatan daya saing industri keramik akan lebih terukur karena berbasis teknologi dan standardisasi,” ujar Taufik dalam acara Temu Usaha Industri (TUI) 2025 di Bandung, Selasa (25/11).
Taufik memaparkan bahwa kondisi industri nasional menunjukkan tren positif. Pada kuartal I 2025, sektor manufaktur menyumbang 17,50% terhadap PDB, dengan surplus ekspor mencapai USD 10,4 miliar.
Menurutnya, angka tersebut menjadi indikator kuat bahwa kebijakan industrialisasi berjalan di jalur yang benar.
Industri Keramik Terus Tumbuh
Performa industri keramik nasional ikut mencatat perkembangan besar. Kapasitas produksi terpasang kini mencapai 625 juta meter persegi, dengan tingkat utilisasi yang naik signifikan ke 75% pada kuartal I 2025, dari sebelumnya 60% di awal 2024.
Taufik menegaskan, transformasi teknologi menjadi kunci untuk memperkuat daya saing, terutama bagi pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM).
“IKM harus naik kelas. Dengan teknologi tepat guna, efisiensi proses, pemenuhan SNI, dan industrialisasi berkelanjutan, IKM bisa memperluas pasar nasional hingga global,” katanya.
BSKJI disebut terus memperkuat dukungan melalui peningkatan akses layanan pengujian, sertifikasi, SDM, hingga transfer teknologi.
“Kami ingin memastikan ekosistemnya kuat, bukan hanya kebijakan di atas kertas. Industri harus punya fasilitas dan dukungan penuh untuk tumbuh,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN), Azhar Fitri, memastikan pihaknya siap memperkuat layanan standardisasi, sertifikasi, kalibrasi, hingga dukungan teknologi bagi pelaku industri.
Kegiatan ini juga menghadirkan Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Ahmad Haikal Hasan, yang menyoroti pentingnya percepatan industri halal untuk memperluas pasar domestik maupun global.
TUI 2025 juga diisi pemaparan dari berbagai lembaga seperti Kemenperin, Disperindag Jawa Barat, Politeknik Negeri Semarang, BSN, DPP REI, Pertamina Lubricants, hingga BRI Insurance.
Acara ditutup dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara BBSPJIKMN, PT Gama Abhirama Solusindo, dan AB Pottery sebagai langkah memperkuat kolaborasi industri keramik nasional.













