ABNnews – Misteri motif di balik ledakan yang melukai 96 pelajar di SMAN 72 Jakarta akhirnya diklarifikasi oleh kepolisian. Polda Metro Jaya secara tegas membantah adanya kaitan insiden tersebut dengan jaringan atau aksi terorisme.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto meminta masyarakat meluruskan dugaan terorisme.
“Nah itu (dugaan terorisme) yang harus kami luruskan ya. Kepada masyarakat memang terjadi di tempat ibadah, tetapi yang bersangkutan ini bukan anti-Islam,” tutur Kombes Budi, Senin (10/11/2025).
Menurut Budi, aksi anak berhadapan hukum (ABH) ini dilakukan karena alasan yang lebih personal: rasa marah yang menumpuk terhadap lingkungan sekitarnya dan tak lagi dapat ditahan.
“Artinya, dari rumah dan dari keluarga, dan dari lingkungan sekitar. Ini yang membuat jadi akumulasi yang harus kita berempati, makanya kita harus menjaga,” jelasnya.
Polisi juga menegaskan bahwa mereka belum menemukan keterlibatan kelompok atau jaringan ekstremis dalam peristiwa yang terjadi di area masjid kompleks sekolah tersebut.
“Sejauh ini yang saya ketahui itu belum ada keterlibatan dengan kelompok lain, tetapi nanti secara pasti pada saat rilis akan disampaikan oleh Densus,” kata Budi.
Insiden ledakan yang terjadi pada Jumat (7/11) saat khotbah salat Jumat tersebut sempat memicu kepanikan luar biasa di lingkungan sekolah, namun kini fokus penyelidikan beralih pada motif personal pelaku dan kemungkinan pihak yang mengajarinya merakit peledak dari media sosial.













