banner 728x250
Hikmah  

Tragedi Arjuna Tamaraya Tewas Di Masjid Agung (Rasulullah Anti-Kekerasan)

ABNnews – Tragedi Arjuna Tamaraya di Masjid Agung Sibolga dikecam berbagai kalangan. Mahasiswa 21 tahun ini tewas setelah dikeroyok hanya karena dia ingin istirahat di dalam masjid, namun dilarang ZP alias A, 57 tahun. ZP kemudian memanggil empat pelaku lain, termasuk HB alias K, 46 tahun dan SS alias, J 40 tahun, untuk menyerang korban.

AKP Rustam, Minggu (2/11/2025).vPara pelaku memukuli korban di dalam masjid, menyeretnya keluar, hingga kepala korban terbentur anak tangga. Korban juga dipukul menggunakan buah kelapa dan dipijak, hingga mengalami luka parah di kepala. Pelakunya sudah ditangkap.

“barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya” (Qs. Al-Maidah: 32).

Anti-Kekerasan

Islam melarang segala bentuk kekerasan, termasuk pengeroyokan dan main hakim sendiri. Rasulullah sebagai sosok teladan bagi kita pernah mencontohkan bagaimana tindakan beliau yang anti-kekerasan namun solutif.

Ketika beliau dan para sahabatnya sedang berada di masjid, tiba-tiba saja ada Arab Badui yang datang dan buang air kecil di tembok masjid. Seketika para sahabat murka dan bereaksi dengan keras terhadap tindakan Arab Badui tersebut. Namun, Nabi menegur mereka dengan lemah lembut dan sopan santun, bukannya dengan marah atau kekerasan.

Sikap beliau yang penuh kasih sayang, penuh maaf dan anti-kekerasan tercermin dalam tindakannya yang efektif untuk menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan rasa malu atau kemarahan pada orang yang melakukan kesalahan tersebut. Alih-alih menghukum atau mengecam si pelaku, Rasulullah memilih untuk dibawakan air agar bekas kencingnya disiram dengan air.

Dikutip dari nu.or.id/ riwayat ini menunjukkan bahwa Rasulullah adalah sosok yang mengutamakan penegakan nilai-nilai moral dan etika, dibanding emosional disertai kekerasan.

Lenny Herlina dalam bukunya menyatakan, di antara 9 nilai moderasi yang dicontohkan Rasulullah adalah sikap anti-kekerasan. Sikap anti-kekerasan ditampakkan oleh Rasulullah saat berpidato di Fathu Mekkah, di mana pesan beliau tegas bahwa perang hanya boleh dideklarasikan atas Allah.

Pada momen tersebut, bahkan beliau melarang segala bentuk tindak kekerasan di kota Mekkah, mulai dari kekerasan terhadap hewan, tumbuhan hingga saling berperang dan membunuh satu sama lainnya (Lenny Herlina, Pendidikan Agama Islam Interdisipliner Bermuatan Beragama Untuk Disiplin Ilmu Dokter Dan Kesehatan, [Jakarta: Prenada Media, 2022], hal. 34).

Rasulullah SAW bersabda, “Orang Islam (yang paling utama) ialah orang yang bisa menyelamatkan umat Islam dari (kejahatan) lisan dan tangannya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Hadis ini secara langsung mengutuk tindakan kekerasan fisik, termasuk pengeroyokan.

Tentu saja Al-Qur’an dan hadis melarang tindakan menyakiti orang-orang beriman tanpa kesalahan yang jelas. Pelakunya memikul kedustaan dan dosa yang besar. Wallohua’lambishshawab/H Ali Akbar Soleman Batubara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *