ABNnews – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali mencatatkan kinerja cemerlang hingga triwulan III 2025. Bank yang dikenal fokus pada sektor UMKM ini berhasil mengantongi laba bersih jumbo Rp41,2 triliun.
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, mengungkapkan capaian tersebut jadi bukti BRI mampu tumbuh sehat dan berkelanjutan di tengah kondisi ekonomi global yang penuh tantangan.
“Kinerja positif ini juga tercermin dari pertumbuhan aset, kredit, dan dana pihak ketiga yang solid,” ujar Hery dalam konferensi pers di Kantor Pusat BRI, Jakarta, Kamis (30/10).
Hery memaparkan, total aset BRI kini menembus Rp2.123,4 triliun, tumbuh 8,2% secara tahunan (YoY). Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit juga naik 6,3% YoY menjadi Rp1.438,1 triliun. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) melonjak 8,2% menjadi Rp1.474,8 triliun.
“Pertumbuhan ini didorong oleh efisiensi biaya dana (cost of fund), perbaikan likuiditas, serta meningkatnya permintaan kredit di sektor produktif dan konsumtif,” tambahnya.
Sebagai bank yang mengusung semangat ekonomi kerakyatan, BRI terus tancap gas menyalurkan pembiayaan untuk sektor produktif. Sepanjang Januari–September 2025, BRI sudah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp130,2 triliun kepada 2,8 juta debitur setara 74,4% dari total alokasi nasional.
Tak hanya itu, BRI juga aktif mendukung program prioritas pemerintah seperti Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hingga kini, ada 3.854 penyedia pangan gizi (SPPG) yang dilayani BRI, dengan total pembiayaan mencapai Rp104,4 miliar untuk pembangunan dapur MBG di berbagai daerah.
BRI juga turut mengalirkan dana pemerintah sebesar Rp55 triliun dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) ke sektor produktif. Dana itu disalurkan ke segmen mikro, korporasi, komersial, hingga konsumer.
Selain itu, BRI berperan dalam penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) senilai Rp2,25 triliun untuk 3,7 juta penerima, serta pembiayaan FLPP bagi 110 ribu masyarakat berpenghasilan rendah.
Transformasi digital menjadi kunci sukses BRI lewat program BRIVolution Reignite. Fokusnya ada dua: memperkuat pendanaan (funding) dan memperkokoh bisnis inti.
Jumlah pengguna aplikasi BRImo kini sudah tembus 44,4 juta user, naik 19,4% YoY, dengan volume transaksi mencapai Rp5.067 triliun tumbuh 25,6%! Sementara platform digital korporasi Qlola by BRI juga mencatat transaksi Rp9.317 triliun, tumbuh 35,4% YoY.
Tak kalah heboh, transaksi QRIS BRI juga melonjak 133% YoY menjadi Rp59,4 triliun, dengan jumlah transaksi tembus 527,5 miliar kali.
Direktur Finance & Strategy BRI, Viviana Dyah Ayu, menegaskan BRI tetap kokoh dari sisi permodalan. “Capital Adequacy Ratio (CAR) kami di level 25,4%, jauh di atas ketentuan minimum regulator,” ujarnya.
Sementara rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di angka 3,08%, dengan NPL Coverage mencapai 183,1%. “Artinya, kemampuan BRI menutup potensi risiko kredit sangat kuat,” tambah Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharom.
Dari sisi mikro, BRI makin memperkuat jaringannya lewat Holding Ultra Mikro (UMi) bersama Pegadaian dan PNM. Hingga September 2025, holding ini sudah menjangkau 34,5 juta debitur aktif dengan total 185 juta rekening mikro.
Jumlah Agen BRILink juga terus naik, mencapai 1,2 juta agen di 66 ribu desa. Mereka mencatat transaksi Rp1.293,5 triliun, tumbuh 10,6% YoY memperluas akses keuangan formal hingga pelosok negeri.
BRI juga mendorong pemberdayaan lewat 4.909 Desa BRILian dan 41.715 klaster usaha yang tergabung dalam program KlasterkuHidupku. Tak ketinggalan, platform LinkUMKM telah membantu 13,6 juta pelaku UMKM memperluas pasar dan naik kelas.
Wakil Direktur Utama BRI, Agus Noorsanto, menambahkan kontribusi anak perusahaan dalam BRI Group kini semakin signifikan. “Kontribusi laba dari perusahaan anak mencapai 19,9% dari total laba konsolidasi BRI,” ujarnya.
Menutup paparannya, Hery Gunardi memastikan BRI akan terus melaju dengan strategi transformasi berkelanjutan. “Kami optimis dapat menjaga pertumbuhan yang positif dan memberi dampak nyata bagi ekonomi nasional,” tegasnya.













