ABNnews – Peran ganda sebagai perempuan multiperan memang tak mudah. Setiap hari adalah pertaruhan, antara ‘tarik-ulur’ waktu keluarga, karier, hingga ambisi pribadi. Namun, di balik semua itu, tersimpan kekuatan super yang membuat perempuan tetap tegak, menebar kasih, sekaligus jadi ‘motor’ perubahan.
Kisah inspiratif ini dibuktikan oleh Findy, otak di balik lahirnya Findmeera, brand daily wear lokal yang sukses ‘mengguncang’ pasar. Findy bukan cuma mendesain pakaian; ia mengubah pandangan. Daster yang tadinya cuma ‘pakaian rumahan’ kini disulapnya menjadi simbol keanggunan, bahkan jadi alat pemberdayaan perempuan.
Meski harus ‘akrobat’ menjalani seabrek peran hidup, Findy memilih tak berhenti. Ia ‘menyulap’ tantangan jadi peluang emas, menciptakan karya yang tak hanya bermanfaat untuk dirinya, tetapi juga menginspirasi kaum hawa lain dan memberdayakan masyarakat sekitar.
Titik nol Findmeera bermula saat Pandemi 2022 ‘menghantam’ dunia. Di tengah ‘keterbatasan’ ruang gerak, banyak perempuan justru menemukan superpower baru. Ada yang mendadak hobi berkebun, mengasah skill baru, hingga menciptakan produk yang bernilai.
“Waktu itu masih pandemi, banyak perempuan kerja dari rumah. Mereka butuh banget pakaian yang nyaman, tapi PD (percaya diri) banget buat dipakai keluar rumah,” cerita Findy.
Dari ‘obrolan’ kebutuhan itulah, ide daster multifungsi ‘meledak’ di kepala Findy. Konsepnya sederhana: super santai dipakai di rumah, tapi tetap stylish dan elegan untuk ngopi atau belanja ke luar. Findy sadar betul, daster di Indonesia punya ‘stigma’ negatif.
“Daster itu sering dipandang sebelah mata, posisinya nggak sama dengan pakaian lain. Findmeera hadir untuk menjawab kebutuhan wanita aktif yang ingin pakaian nyaman tapi tetap elegan,” tambahnya, tegas.
Lebih dari sekadar jualan busana, Findmeera ‘berlayar’ dengan membawa misi sosial yang kuat. Ketika banyak pengrajin ‘terkapar’ kehilangan pekerjaan, Findy justru ‘merangkul’ mereka. Ia melibatkan pengrajin lokal, khususnya para ibu, dalam proses produksinya.
Setiap koleksi Findmeera tak main-main. Mereka memadukan teknik tradisional macam shibori, tie-dye, dan batik stamp dengan desain busana rumahan yang santai, tapi tetap ‘berkelas’.
“Yang bikin Findmeera beda itu kualitas materialnya. Kami pakai serat kayu alami bersertifikasi OEKO-TEX® Standard 100. Jadi, setiap daster dan kaftan itu nggak cuma indah, tapi adem, aman, dan skin-friendly banget, bahkan buat kulit bayi. Dengan konsep ini, Findmeera berhasil ‘mengerek’ wastra ke panggung gaya hidup modern. Ibu-ibu bisa tetap aktif dan PD tanpa pusing soal kualitas,” jelas Findy, bangga.
Findmeera juga berdiri tegak untuk pemberdayaan perempuan. “Kami kolaborasi dengan pengrajin ibu-ibu di Jawa dan Banten. Sistem kerjanya fleksibel, mereka bisa produksi dari rumah tanpa harus ‘meninggalkan’ peran sebagai ibu dan istri. Jadi, meski waktu terbatas, mereka tetap bisa berkarya dan berpenghasilan,” ungkap Findy. Mulus!
‘Disentuh’ BRI, Bisnis Sederhana Langsung ‘Naik Kelas’!
Saat Findmeera ‘mengaspal’ di tahun 2023, Findy mengaku bisnisnya masih sangat ‘polos’. “Saya sendiri nggak punya basic bisnis. Jadi ya banyak trial and error,” kenangnya.
‘Dewi Fortuna’ akhirnya menghampiri. Ia ‘bertemu’ dengan Rumah BUMN Jakarta (RB), sebuah wadah pendampingan UMKM yang di-support penuh oleh BRI. Di sana, Findy ‘menyerap’ banyak pelatihan dan bertemu mentor yang sukses ‘membuka gembok’ cara pandangnya terhadap dunia usaha.
Program yang paling ‘nendang’ adalah BRIncubator. Program ini membimbing UMKM agar lebih terarah, mulai dari manajemen keuangan hingga ‘jurus’ strategi pemasaran.
“Awalnya, coach dari BRI riset dulu ke usaha kami. Mereka lihat sejauh mana bisnis berjalan, lalu kasih pelatihan yang benar-benar nyambung dengan kondisi kami. Jadi terasa personal, nggak sekadar teori,” ujarnya.
Hasilnya? Fantastis! Di tahun yang sama, Findmeera sukses ‘menyabet’ gelar Juara BRIncubator Rumah BUMN kategori fashion. Pencapaian ini membuat brand daster ini makin ‘terbang tinggi’ dan membuktikan bahwa langkah sederhana bisa ‘berbuah manis’ dengan pendampingan yang pas.
BRI sadar betul, tidak semua pelaku usaha bisa langsung ‘nongkrong’ di Rumah BUMN Jakarta. Karena itu, BRI ‘menghadirkan’ solusi digital lewat linkumkm.id, sebuah platform all-in-one untuk pembelajaran dan pendampingan UMKM di seluruh Indonesia.
Lewat platform ini, pelaku usaha bisa ikut jadwal pelatihan online, gabung coaching clinic dengan mentor top, dan bahkan melakukan scoring usaha untuk mengukur ‘kemajuan’ bisnis.
“Banyak ilmu yang bisa diakses di sana. Jadi meskipun bukan di Jakarta, kita tetap bisa dapat manfaat dari program BRI,” jelas Findy.
Di kesempatan terpisah, Direktur Micro BRI, Akhmad Purwakajaya, ‘menggarisbawahi’ bahwa BRIncubator adalah program pelatihan dan pendampingan yang khusus untuk UMKM binaan Rumah BUMN yang sudah dikurasi. Fokus utamanya: ‘menggembleng’ kapasitas pelaku usaha agar siap ‘terbang’ menembus pasar ekspor.
BRIncubator adalah wujud nyata komitmen BRI dalam ‘mengangkat’ UMKM agar berkembang dan ‘naik kelas’. Lewat pelatihan terarah, sistematis, dan pendampingan yang berkelanjutan, program ini ‘dirancang’ agar UMKM bisa tumbuh secara berkelanjutan.
“Lewat peningkatan literasi, digitalisasi, dan kemudahan akses, UMKM didorong untuk perkuat daya saing dan hasilkan nilai tambah di pasar,” tutupnya.