banner 728x250

PLN EPI Buka-bukaan Soal Listrik Tarakan: Kami Belum Bisa Dialog Sama Petir

Mesin Regasifikasi LNG Tarakan. (FOTO: SUNNY CELINE/BENUANTA)

ABNnews – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memastikan pasokan energi ke pembangkit listrik di Tarakan kini makin stabil. Hal ini seiring beroperasinya fasilitas Regasifikasi LNG Tarakan yang menjadi solusi atas gangguan pasokan gas pipa selama ini.

Direktur Utama PLN EPI Rakhmad Dewanto mengatakan, kehadiran gas alam cair (LNG) berdampak besar terhadap ketahanan energi di Tarakan. Menurutnya, pasokan gas adalah faktor kunci dalam menjaga keandalan pembangkit.

“Dengan adanya ketersediaan gas ini, diharapkan pembangkit-pembangkit kita yang membutuhkan pasokan gas dapat beroperasi lebih andal dan stabil,” ujar Rakhmad, Senin (13/10/2025).

Rakhmad menjelaskan, saat ini pembangkit gas di Tarakan memiliki kapasitas sekitar 16 LP di Pembelah dan 14 LP di Kampung 1, serta 30 LP di wilayah Riga Seluruh. Sebelumnya, sebagian besar pasokan gas masih mengandalkan gas pipa, yang kerap terganggu karena berasal dari produksi sampingan minyak (associated gas).

Melalui fasilitas regasifikasi LNG ini, PLN bisa memastikan pasokan gas tetap berjalan meski aliran pipa bermasalah.

“Sekarang sudah digunakan tiga truk tangki LNG, masing-masing berkapasitas sekitar satu juta kaki kubik per hari. Totalnya sekitar tiga juta kaki kubik per hari atau setara dengan 15 megawatt listrik,” jelasnya.

PLN EPI menargetkan kapasitas regasifikasi LNG Tarakan bakal meningkat hingga lima juta kaki kubik per hari, setara dengan 25 megawatt listrik.

Menurut Rakhmad, gas alam cair punya banyak keunggulan dibanding gas pipa, terutama karena bisa disimpan dalam tangki — membuat pasokan lebih fleksibel dan tidak tergantung produksi harian.

Saat ini, sekitar 45 persen pembangkit di Tarakan masih menggunakan bahan bakar diesel. Dengan transisi ke gas alam, PLN berharap penggunaan BBM bisa ditekan signifikan.

“Gas ini 30 persen lebih bersih dari BBM, lebih efisien secara biaya, dan juga mendukung kemandirian energi karena sebagian besar sumbernya berasal dari Kalimantan,” imbuhnya.

Total kapasitas pembangkit listrik di Tarakan saat ini mencapai 85–86 megawatt, dengan kapasitas terpasang sekitar 52–56 megawatt.

Dengan pasokan gas yang lebih stabil, masyarakat Tarakan diharapkan tak lagi mengalami pemadaman akibat suplai yang tersendat.

“Insyaallah, dengan suplai gas ini, risiko padam bisa diminimalisir,” kata Rakhmad.

Meski begitu, Rakhmad mengakui masih ada tantangan lain yang sering memengaruhi distribusi listrik, terutama faktor alam seperti cuaca ekstrem dan sambaran petir.

“Biasanya padam bukan karena pembangkitnya, tapi karena transmisi diserang petir,” ujarnya sambil tersenyum.

Ia pun menutup dengan candaan yang jadi sorotan, “Kami belum bisa berdialog dengan petir.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *