ABNnews – Industri perhiasan Indonesia membuktikan taringnya di pasar global. Sektor ini memiliki potensi besar yang didukung oleh kekayaan budaya, sumber daya alam melimpah seperti emas dan batu mulia, serta kreativitas tinggi perajin lokal.
“Sebagai negara dengan tradisi panjang, Indonesia mampu melahirkan produk yang tidak hanya diminati pasar domestik, tetapi juga menarik perhatian pasar internasional,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (13/10).
Kinerja Ekspor Gila-gilaan!
Kemenperin terus mendorong pengembangan industri perhiasan, salah satunya dengan memfasilitasi promosi dan perluasan jejaring, baik di tingkat nasional maupun global.
Contohnya adalah dukungan Kemenperin terhadap penyelenggaraan Surabaya International Jewellery Fair (SIJF) 2025, pameran berskala internasional yang digelar oleh Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI).
Direktur Jenderal IKMA, Reni Yanita, menyampaikan kabar baik. Industri perhiasan merupakan sektor bernilai tambah tinggi dengan potensi ekspor yang fantastis. Kemenperin mencatat, ekspor perhiasan dan barang berharga Indonesia mencapai USD 4,05 miliar pada periode Januari–Juni 2025.
Angka ini melonjak 23% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya USD 3,29 miliar!
“Pada tahun 2024, pangsa pasar ekspor perhiasan dan barang berharga Indonesia mencapai 2,5% dan menempati posisi ke-12 di dunia,” ungkap Reni, menyebut negara tujuan utama seperti Swiss, Hong Kong, dan India.
Kunci Sukses: Bank Bullion dan IKM
Kinerja positif ini sejalan dengan meningkatnya minat pasar terhadap produk perhiasan emas dalam negeri. Pemerintah pun tak tinggal diam dan terus membangun ekosistem pendukung, salah satunya melalui pembentukan Bank Bullion yang diluncurkan pada Februari 2025 oleh Presiden.
“Bank ini diharapkan dapat memperkuat likuiditas dan akses pembiayaan emas bagi industri, memudahkan perolehan bahan baku, serta memperkokoh daya saing industri perhiasan nasional,” jelas Reni.
Pada SIJF 2025, Ditjen IKMA turut memfasilitasi delapan pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) perhiasan yang telah dikurasi ketat. Mereka berasal dari berbagai daerah, termasuk IKM perhiasan emas, batu mulia, dan mutiara dari NTB, Bali, hingga Kalimantan Selatan.
Reni menambahkan, Kemenperin akan terus mengawal implementasi ekosistem Bank Bullion agar memberikan kemudahan bagi IKM perhiasan dalam memperoleh bahan baku emas.