banner 728x250

Total Korban Meninggal Musala Ambruk Sidoarjo Jadi 16 Orang, 47 Santri Lain Masih Dicari

Petugas membawa jenazah korban runtuhnya bangunan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny untuk diidentifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara H.S. Samsoeri Mertojoso, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (3/10/2025). ANTARA FOTO/Didik Suhartono/sgd

ABNnews – Operasi pencarian korban ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, terus berlanjut hingga hari keenam.

Hingga Sabtu (4/10/2025) sore, total korban yang tercatat mencapai 167 orang. Kabar duka terbaru jumlah korban meninggal dunia bertambah dua orang, kini total menjadi 16 orang.

“Total terdapat dua korban yang berhasil diekstraksi pada hari keenam di sektor A2,” kata Direktur Operasi BNPB, Laksamana TNI Yudhi Bramantyo, Sabtu (4/10/2025).

Dua korban terakhir ditemukan pada pukul 14.35 WIB dan 16.15 WIB. Secara keseluruhan, dari total korban yang tertimpa reruntuhan, 16 orang dinyatakan meninggal dunia dan 104 orang selamat. Sisanya, sebanyak 47 orang masih dalam proses pencarian dan dianggap hilang di balik puing.

Sebagian besar jenazah ditemukan dalam kondisi utuh. Berikut adalah daftar korban meninggal yang sudah ditemukan:
* Maulana Ibrahimific (15), warga Bangkalan

* Mashudul Haq (14), asal Surabaya

* Muhammad Sholeh (22), asal Bangka Belitung

* Rafi Catur Okta Mulya (17), warga Surabaya

* Mochammad Agus Ubaidillah (14), warga Surabaya

* 11 korban tak dikenal (Mr. X) yang ditemukan sejak Jumat (3/10) hingga Sabtu (4/10) sore.


Seluruh jenazah kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi. Tim DVI Polda Jawa Timur mencatat sudah menerima 57 data antemortem dari keluarga korban dan mengambil sampel DNA dari sembilan jenazah. Namun, proses ekstraksi DNA diperkirakan memakan waktu satu hingga dua minggu.

Kepala BNPB Suharyanto mengungkapkan, para keluarga korban sudah mengikhlaskan segalanya setelah dijelaskan bahwa tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan di bawah reruntuhan.

“Seluruh pihak keluarga korban sudah merelakan dan mengikhlaskan apabila kemudian alat berat ini masuk akan mengganggu kondisi jenazah di bawah reruntuhan,” kata Suharyanto.

Tim SAR, yang didukung penuh Basarnas, BPBD, TNI-Polri, dan relawan, bekerja 24 jam penuh. BNPB juga mengerahkan logistik besar-besaran, termasuk 200 kantong jenazah dan alat berat, seperti tiga unit crane, satu unit excavator breaker, dan 30 unit dump truck.

Proses evakuasi diperkirakan berlangsung selama sepekan. Potensi penemuan jenazah masih ada, dan tim SAR akan terus mengabarkan perkembangannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *