ABNnews – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri sedang berjuang keras mengidentifikasi jenazah korban ambruknya gedung Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo. Hingga kini, sembilan jenazah masih belum teridentifikasi!
Kesulitan yang dihadapi tim DVI bukan main-main. Kompol Naf’an, Kaur Kesehatan Kamtibmas Subdit Dokpol Biddokkes Polda Jatim, menjelaskan tim sudah mengambil DNA sembilan korban dan dicocokkan dengan 57 sampel keluarga yang sudah dihimpun.
“Kami telah mengambil sampel DNA dari korban sebanyak 9 jenazah. Kemudian kami juga sudah mengambil sampel dari keluarga korban sebanyak 57 pasangan orang tua korban,” kata Naf’an di Posko Kedaruratan, Sidoarjo, Sabtu (4/10).
Proses identifikasi mengacu pada standar internasional: metode primer (sidik jari, gigi, DNA) dan sekunder (data medis, properti). Sayangnya, metode primer menemui kendala gawat!
Saat ini, 9 DNA jenazah dan 57 sampel keluarga sudah diterbangkan ke Jakarta untuk proses uji pencocokan.
“Sampel pembanding dari orang tua pagi ini sudah diterbangkan ke Jakarta,” jelas Naf’an.
Namun, hasilnya tidak bisa cepat! Indonesia hanya punya SATU laboratorium DNA di Cipinang, Jakarta! “Sesuai SOP hasilnya 2-3 minggu tergantung tingkat kesulitan,” ungkap Naf’an, sambil menambahkan bahwa lab tersebut juga menangani beban pemeriksaan dari seluruh Indonesia!
Selain masalah lab, ada kesulitan lain yang bikin tim DVI frustrasi:
1. Korban Belum Ber-KTP: Mayoritas korban adalah anak-anak yang belum punya KTP atau rekam sidik jari resmi! Tim DVI terpaksa mencari pembanding dari rapor, ijazah, atau dokumen lain yang ada cap jempolnya!
2. Tinta Tebal: Sayangnya, dokumen yang diterima seringkali memiliki tinta cap jempol yang terlalu tebal, membuat tim Inafis kesulitan merumuskan sidik jari secara jelas!
3. Jenazah Membusuk: Kondisi jenazah yang sudah lama tertimbun reruntuhan membuat proses pembusukan terjadi.
“Tingkat kesulitan beliau [tim] mengambil sidik jari jenazah untuk dirumus jadi kesulitan,” tambah Naf’an.
Hingga Jumat (3/10) malam, total korban yang ditemukan berjumlah 118 orang (104 selamat, 14 meninggal). Sementara itu, 49 orang masih belum ditemukan.
Gedung tiga lantai Ponpes Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk pada Senin (29/9) sore saat ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah.