banner 728x250

Update Mushola Pesantren Al Khoziny Ambruk: Jumlah Terevakuasi 116 Santri, Korban Jiwa 13

Tim SAR gabungan kembali menemukan jenazah santri yang tertimbun reruntuhan bangunan mushola Pondok Pesantren Al Khoziny. (Foto: istimewa)

ABNnews  — Tim SAR gabungan kembali menemukan jenazah santri yang tertimbun reruntuhan bangunan mushola Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (03/10).

Kepala Basarnas Surabaya, Nanang Sigit menyampaikan, lima korban berhasil ditemukan hingga pukul 14.00 WIB. Kemudian, tiga korban tambahan ditemukan secara beruntun pada sore harinya, yakni pukul 17.15, 17.20, dan 17.30 WIB.

“Total hari ini ada delapan korban yang berhasil dievakuasi. Dengan tambahan tersebut, jumlah keseluruhan korban yang sudah terevakuasi menjadi 116 orang, di antaranya 13 dalam kondisi meninggal dunia,” ungkapnya.

Ia menambahkan, seluruh jenazah korban yang berhasil dievakuasi pada Jumat, langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim.

Lokasi penemuan korban mayoritas berada di sektor A3 dan sebagian di sisi A2, yang masih berada di lantai dasar. Kondisi jenazah disebut masih utuh, meski terdapat bekas luka bakar.

Dalam prosesnya, penggunaan alat berat seperti eskavator hanya dipakai untuk membuka akses. Begitu tim melihat adanya korban, pekerjaan alat berat dihentikan sementara agar evakuasi manual bisa dilakukan secara hati-hati.

“Alat berat bukan untuk membongkar cepat seluruh puing, melainkan membuka jalur. Begitu korban terlihat, kami hentikan dulu untuk proses evakuasi, baru dilanjutkan lagi,” jelasnya.

Sejumlah wali santri juga sempat meminta izin melihat langsung proses pencarian. Pihak berwenang memperbolehkan, namun hanya melalui perwakilan agar tidak mengganggu jalannya evakuasi.

Sementara itu, progress pembersihan reruntuhan diperkirakan sudah mencapai 50 persen. Tim gabungan juga mulai melakukan pemotongan beton untuk membuka akses baru. Sinar matahari yang menembus ke lokasi turut membantu visualisasi dalam menemukan korban.

“Evakuasi masih terus berlangsung 24 jam dengan sistem bergantian. Saat alat berat beroperasi, tim lain tetap bersiaga untuk memantau apabila ada tanda korban yang terlihat,” pungkas Nanang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *