banner 728x250

KFC Masih Tekor Rp 138 Miliar, 19 Gerai Tutup dan 400 Karyawan Kena PHK

Ilustrasi. (SHUTTERSTOCK/ANGIEYEOH)

ABNnews – Pengelola restoran cepat saji KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), masih harus berjibaku dengan kondisi keuangan yang berat. Hingga semester I 2025, KFC tercatat masih merugi Rp 138,75 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan, utang KFC juga terus membengkak. Per Juni 2025, liabilitas tercatat Rp 3,97 triliun, naik dari Desember 2024 sebesar Rp 3,40 triliun.

Direktur Fast Food, Wahyudi Martono, mengatakan kenaikan utang terjadi karena perseroan melakukan refinancing. “Fasilitas pinjaman jangka pendek diubah menjadi jangka panjang, jadi kita rollover,” ujarnya dalam Public Expose virtual, Kamis (2/10/2025).

Meski merugi, ekuitas KFC tercatat naik tipis ke Rp 129,94 miliar dari sebelumnya Rp 127,73 miliar. Wahyudi menyebut peningkatan itu berkat efisiensi operasional, termasuk penggabungan support center di Jakarta dan PHK karyawan.

“Di tingkat gerai, kru disesuaikan dengan volume transaksi. Untuk support, ada efisiensi dengan penggabungan pusat layanan serta PHK sekitar 400 karyawan,” jelasnya.

Hingga September 2025, KFC sudah menutup 19 gerai. Namun, sebagian bukan tutup permanen melainkan dipindahkan ke lokasi yang lebih strategis. Ke depan, KFC berencana tetap ekspansi dengan membuka dan merelokasi gerai.

Dari sisi pendapatan, KFC mencatat penurunan dari Rp 2,48 triliun jadi Rp 2,40 triliun. Wahyudi menyebut pelemahan daya beli masyarakat sebagai faktor utama. “Transaksi turun tajam karena daya beli masyarakat menurun,” ungkapnya.

Ia juga mengakui, kondisi keuangan KFC belum pulih penuh pasca pandemi COVID-19 dan gerakan boikot 2023–2024 yang membuat penjualan anjlok.

“Kalau dilihat dari tantangan, mulai dari COVID hingga boikot, itu cukup berdampak signifikan bagi kinerja kami,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *