banner 728x250

Program Makan Gratis Disorot, Wali Murid Sekolah Mewah: ‘Kayak Mulut Udah Dijejelin, Suruh Telen!’

Seorang wali murid sekolah elite menolak program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Izzah Serang, Banten. Foto: Tangkapan Layar Instagram

ABNnews – Video seorang wali murid sekolah elite menolak program Makan Bergizi Gratis (MBG) viral di media sosial. Penolakan itu terjadi di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Izzah Serang, Banten, yang jadi sorotan publik.

Seperti diketahui, MBG merupakan program unggulan pemerintahan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka sejak 6 Januari 2025 lalu. Tujuannya untuk meningkatkan gizi peserta didik, ibu hamil, menyusui, dan balita melalui makanan sesuai standar Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian.

Namun, program ini tak lepas dari kritik. Bukan hanya karena kasus dugaan keracunan di sejumlah daerah, tapi juga keberatan wali murid di sekolah elite yang menolak anaknya ikut program ini.

Penolakan itu disampaikan langsung dalam audiensi dengan Wali Kota Serang, Budi Rustandi. Sang wali murid mengaku keberatan karena program berjalan tanpa persetujuan pihak yayasan, sementara angket persetujuan justru dibagikan setelah MBG dilaksanakan.

“Angket itu disebar sebelum program dilaksanakan, bukan setelah berjalan. Setelah berjalan kita diminta menyetujui, kayak mulut udah dijejelin, ayo telen, telen kamu,” ucapnya dalam video viral yang kini ditonton ratusan ribu kali.

Singgung Soal Sopir & Pajero-Fortuner

Lebih lanjut, wali murid itu menyinggung status ekonomi para orang tua siswa di sekolah elite tersebut. Ia menyebut sebagian besar orang tua justru mampu secara finansial.

“Maaf, sebagian besar anak-anak Al Izzah sopirnya satu-satu. Kalau kumpul wali murid rata-rata (bawa) Pajero-Fortuner Rp700 juta itu. Sopirnya satu-satu sebulan (gajinya) Rp3 juta,” katanya.

Ia juga menyinggung bahwa program MBG lebih tepat diberikan untuk keluarga tidak mampu. Bahkan anaknya sempat bertanya soal hal itu.

“Anak saya bilang, ‘Bunda, memang boleh kita makan MBG? Bukannya MBG buat anak nggak mampu? Emang bunda merasa nggak mampu ya, sampai aku makan MBG?’” ungkapnya.

Karena alasan itu, sang wali murid memilih menggunakan jasa katering pribadi ketimbang anaknya ikut MBG.

Respons Netizen & Pihak Yayasan

Video penolakan itu menuai pro-kontra di dunia maya. Ada yang mendukung wali murid, ada pula yang menilai MBG adalah hak semua anak bangsa.

“Makanan bergizi gratis itu bukan soal siapa mampu atau tidak, tapi soal memastikan anak-anak tumbuh sehat dan cerdas tanpa terkecuali,” komentar akun @gilangramadhan.

Namun ada juga yang sepakat dengan sang wali murid.

“Saya setuju dengan ibunya. Aneh aja kalau sekolah anak orang kaya juga ikut MBG,” tulis akun @dn_svtr.

Sekretaris Yayasan SDIT Al Izzah, Wawan Mulyana, menegaskan penolakan hanya datang dari sekitar 25 persen wali murid. Sisanya, 75 persen setuju program jalan terus.

“Penolakan itu hal wajar. Tapi tujuan kita jelas, mengawal kebijakan pemerintah pusat. Makan bergizi gratis itu hak anak-anak bangsa Indonesia,” ujarnya.

Wawan memastikan dapur MBG yang memasok makanan ke SDIT Al Izzah sudah sesuai standar Badan Gizi Nasional (BGN) dan siap beroperasi.

Wali Kota Serang Turun Tangan

Wali Kota Serang, Budi Rustandi, membenarkan telah menerima aspirasi wali murid terkait MBG. Pertemuan itu bahkan dihadiri pihak kepolisian, TNI, dan BGN.

“Kami libatkan semua pihak agar jelas dan tidak salah paham. Intinya, pemerintah kota tetap mendukung program presiden,” tegasnya.

Meski begitu, ia juga memahami keresahan sebagian wali murid yang menginginkan standar katering berbeda.

“Presiden jelas ingin program ini sampai ke warga yang membutuhkan. Tapi pelaksanaannya tetap kita kawal agar tepat sasaran,” pungkas Budi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *