ABNnews – Di Maros, seorang suami marah dan emosi lalu menganiaya istrinya yang sedang hamil karena tidak terima ditegur untuk berhenti menonton video dewasa.
Lalu di Tangerang, Banten, suami naik pitam lalu menganiaya istrinya yang meminta cerai setelah pisah ranjang.
Seorang pria berinisial AN (35) terpaksa harus berhadapan dengan hukum usai menganiaya tetangganya sendiri menggunakan kunci motor. Usut punya usut, AN tak terima ditegur oleh orang tua korban usai melempar botol minuman.
Dari Sukabumi diwartakan, seorang pria berinisial AN (35) terpaksa harus berhadapan dengan hukum usai menganiaya tetangganya sendiri menggunakan kunci motor. Usut punya usut, AN tak terima ditegur oleh orang tua korban usai melempar botol minuman.
Peristiwa di atas contoh bagaimana seseorang tidak bisa menahan marah, emosi. Akibatnya, para pelakunya diamankan polisi. Saatnya kita mampu menahan marah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah aku wasiat.” Beliau menjawab, “Janganlah engkau marah.”
Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (selalu) menjawab, “Janganlah engkau marah.” (HR. Bukhari, no. 6116)
Orang beriman harus pandai mengendalikan kemarahan agar tidak meluap. Rasulullah SAW menyebut orang yang berhasil mengendalikan kemarahan adalah orang yang perkasa.
Dalam sebuah hadis sahih yang berbunyi :
وقال أبو هريرة قال النبي صلى الله عليه و سلم لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرْعَةِ وَإِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَه عِنْدَ الغَضَبِ
“Abu Hurairah RA berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘Seseorang disebut sebagai kuat perkasa bukan karena duel. Orang yang kuat perkasa ialah orang yang mampu mengendalikan diri ketika marah,’” (HR Al-Bukhari nomor 6114 dan Muslim nomor 2609).
Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan umatnya untuk mengendalikan emosi dan marah. Cara yang bisa dilakukan mengendalikan amarah, diantaranta diam. Diam merupakan salah satu cara yang diajarkan Nabi Muhammad SAW untuk mengatasi amarah, segera duduk, mengambil Air Wudhu.
Dari Athiyyah As-Sa’di radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
“Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR. Abu Daud, nomor 4784. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
“Pada suatu hari aku duduk bersama-sama Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam sedang dua orang lelaki sedang saling mengeluarkan kata-kata kotor satu dan lainnya. Salah seorang daripadanya telah merah mukanya dan tegang pula urat lehernya.
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya aku tahu satu perkataan sekiranya dibaca tentu hilang rasa marahnya jika sekiranya ia mau membaca, ‘A’udzubillahi minas-syaitani’ (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya hilang kemarahan yang dialaminya.” (HR Bukhari, nomor 3282). Wallohua’lambishshawab/H Ali Akbar Soleman Batubara