ABNnews — Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan rotasi dan mutasi terhadap empat Kapolda, mulai dari Polda Lampung hingga Polda Sulawesi Selatan. Mutasi itu tertuang dalam Surat Telegram Kapolri dan ST/2192/IX/KEP./2025 tertanggal 24 September 2025.
Dalam mutasi itu, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro yang saat ini menjabat sebagai Dirtipidum Bareskrim Polri didapuk menjadi Kapolda Sulawesi Selatan. Ia menggantikan Irjen Rusdi Hartono yang dimutasikan sebagai Pati Bareskrim Polri.
Saat menduduki posisi Dirtipidum Bareskrim Polri, Djuhandhani sempat mengusut sejumlah kasus penting. Salah satunya terkait dengan ijazah Jokowi.
Djuhandhani menyatakan ijazah Jokowi adalah asli dan sah berdasarkan hasil penyelidikan dan uji forensik yang dilakukan Bareskrim Polri. Ia mengumumkan hasil pemeriksaan ijazah Jokowi itu pada Kamis, 22 Mei 2025.
Namun, hasil tersebut tidak dapat diterima dengan baik oleh Rismon Sianipar cs yang mempertanyakan keaslian ijazah Jokowi.
Selain Djuhandhani, Wakil Asisten Utama (Waastama) Kapolri bidang Operasi, Irjen Endi Sutendi kini dipercaya menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.
Sementara Dirtipideksus Bareskrim Polri Brigjen Helfi Assegaf kini ditunjuk sebagai promosi menjadi Kapolda Lampung. Ia menggantikan Irjen Helmy Santika yang dimutasi menjadi Pati Itwasum Polri.
Kemudian, Kapolda Kepulauan Bangka Belitung kini dijabat Irjen Viktor T Sihombing yang sebelumnya menjabat sebagai Kadivkum Polri. Ia menggantikan Irjen Hendro Pandowo yang dimutasi menjadi Pati Bareskrim Polri.
Jabatan Kadivkum yang ditinggalkan Viktor kemudian diisi Irjen Agus Nugroho yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.
“Mutasi dan rotasi jabatan ini adalah hal yang dinamis dalam tubuh Polri. Tujuannya untuk menjawab tantangan tugas yang terus berkembang, serta memberikan perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko dalam keterangannya.
Trunoyudo turut menyebut seluruh proses mutasi telah melalui pertimbangan matang dan analisis kebutuhan organisasi.
“Polri senantiasa melakukan pengembangan terhadap personel dan sesuai kebutuhan organisasi. Mutasi ini tidak hanya sebagai penyegaran, tetapi juga bagian dari transformasi organisasi, operasional, pelayanan serta pengawasan untuk mewujudkan Polri yang presisi,” tutur dia.