ABNnews — Mantan Kepala Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO), Hasan Nasbi resmi ditunjuk sebagai Komisaris PT Pertamina (Persero). Penunjukan ini tertuang dalam keputusan pemegang saham perusahaan pada 11 September 2025.
“Mengacu salinan keputusan para pemegang saham perusahaan, Bapak Hasan Nasbi ditetapkan sebagai Komisaris PT Pertamina (Persero) per tanggal 11 September 2025,” kata VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Senin (22/09).
Nama Hasan sudah tercantum di situs resmi Pertamina dalam daftar anggota dewan komisaris. Dalam keterangan profil, ia diangkat melalui Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-247/MBU/09/2025 dan Keputusan Direktur Utama PT Danantara Asset.
Dengan penunjukan ini, Hasan akan duduk bersama sejumlah nama lain dalam jajaran dewan komisaris Pertamina.
Mereka antara lain Mochamad Iriawan, Todotua Pasaribu, Heru Pambudi, Bambang Suswantono, Condro Kirono, Nanik Sudaryati Deyang, dan Raden Adjeng Sondaryani.
Hasan baru diberhentikan sebagai Kepala PCO pada Rabu (17/09) lalu. Posisinya digantikan oleh Angga Raka Prabowo, dan kini lembaganya juga berganti nama menjadi Badan Komunikasi Pemerintah.
Hasan pertama kali diangkat menjadi Kepala Kantor Komunikasi Presiden pada 19 Agustus 2024, di penghujung masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, dan sempat melanjutkan perannya di era Presiden Prabowo Subianto.
Namun, pada 21 April 2025, Hasan mengajukan pengunduran diri. Ia mengaku tak lagi mampu menangani sejumlah persoalan yang disebutnya berada di luar kendalinya.
Pengunduran dirinya terjadi di tengah kritik terhadap gaya komunikasinya yang dinilai tidak mencerminkan sikap Presiden Prabowo, terutama setelah tanggapannya terhadap insiden teror kepala babi kepada jurnalis dan kantor redaksi Tempo.
Saat itu, Hasan merespons santai dengan berkata, “Sudah dimasak saja,” yang menuai kecaman publik karena dinilai tidak empati terhadap ancaman kebebasan pers.
Meski demikian, Presiden Prabowo Subianto saat itu menolak surat pengunduran dirinya. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan Presiden mengambil keputusan tersebut setelah mempelajari isi surat yang diajukan Hasan. Setelah itu, Hasan kembali bertugas sebagai Kepala PCO.
Sebelum masuk di lingkungan Istana, Hasan dikenal sebagai pendiri lembaga survei, Cyrus Network. Sejak dulu, pernyataannya beberapa kali sempat menjadi sorotan. Dia pernah bertaruh mobil Alphard saat meyakini Anies Baswedan tak maju di Pilpres 2024. Namun, prediksinya gagal.
Hasan merupakan lulusan Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI). Setelah lulus, dia sempat berkarier sebagai wartawan selama setahun mulai 2005-2006.
Hasan kemudian menjadi peneliti di Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia sejak 2006 hingga 2008.
Pada Pilkada DKI Jakarta 2012, Hasan menjadi konsultan politik untuk Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Hasan juga menjadi salah satu inisiator organisasi Teman Ahok. Organisasi tersebut mendorong Ahok maju sebagai calon independen di Pilkada DKI tahun 2017 sebelum akhirnya dipinang oleh PDIP Perjuangan. Puncaknya pada Pilpres 2024, Hasan Nasbi masuk dalam jajaran juru bicara TKN Prabowo-Gibran.