ABNnews – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) kembali jadi sorotan investor global. Saham bank pelat merah ini mendapatkan momentum positif usai Goldman Sachs resmi menaikkan rekomendasi saham BBRI dari neutral menjadi buy. Tak tanggung-tanggung, target price juga naik dari Rp4.180 menjadi Rp4.760 per saham.
Kenaikan rekomendasi ini menempatkan BBRI sebagai salah satu saham perbankan nasional yang jadi incaran investor global. Tambahan sentimen positif datang dari kebijakan pemerintah yang menempatkan dana Rp200 triliun di bank-bank Himbara. Dari jumlah itu, BRI kebagian Rp55 triliun, yang bakal memperkuat likuiditas dan mempercepat ekspansi kredit.
Menurut Bloomberg Intelligence, BRI akan jadi bank paling diuntungkan dibanding Himbara lain berkat fundamental likuiditas yang kuat. Dari 39 analis Bloomberg, 31 rekomendasi beli dan 7 tahan, dengan target harga konsensus Rp4.602 per saham dalam 12 bulan.
Kinerja BRI sendiri solid. Hingga kuartal II-2025, total kredit yang disalurkan mencapai Rp1.363,3 triliun, dengan 84,4% atau Rp1.150 triliun mengalir ke segmen UMKM. Capaian ini mempertegas posisi BRI sebagai market leader pembiayaan UMKM.
Direktur Utama BRI Hery Gunardi menegaskan dana Rp55 triliun dari pemerintah adalah bentuk kepercayaan negara.
“Dana ini tidak hanya memperkuat likuiditas kami, tapi juga memperbesar ruang ekspansi kredit ke UMKM dan program prioritas pemerintah,” jelasnya.
Hery optimistis penempatan dana ini akan menciptakan multiplier effect luas, mulai dari penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya beli, hingga pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif. Ia juga menegaskan BRI tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik.
Dengan dukungan investor global, fundamental solid, dan sokongan pemerintah, BRI makin percaya diri melanjutkan perannya sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus bank dengan fokus terbesar pada pemberdayaan UMKM.