banner 728x250

Reformasi Polri Sangat Mendesak, Sudahi Berseragam ala Tentara

ABNnews – Pengamat politik dan CEO Point Indonesia Karel Susetyo mengatakan, sangat tepat apabila Presiden Prabowo melakukan reformasi Polri saat ini.

Karena reformasi yang dilakukan oleh Polri pasca 1998, dan menelurkan dokumen Granstra Polri, tepat berakhir pada tahun ini.

Saat ini Gerakan Nurani Bangsa (GNB) juga mengajukan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan reformasi di tubuh kepolisian yang saat ini dipimpin Jenderal (Pol) Listyo Sigit dalam waktu dekat. GNB meminta Presiden Prabowo untuk melakukan reformasi terhadap Polri saat menerima undangan dari Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (11/9/2025) kemarin.

Granstra atau Grand Strategy Polri merupakan pijakan dasar bagi Polri setelah dipisahkan dengan ABRI, dan menjadi sebuah lembaga yahg berdiri sendiri di bawah Presiden. Dokumen tersebut memuat sejumlah langkah strategis dan taktik kepolisian untuk mencapai sebuah Polri yang ideal, mulai dari tahun 2005 sampai dengan 2025.

Karel menilai, setelah berpisah dengan ABRI (sekarang TNI), Polri sepenuhnya menjadi organisasi sipil dan memainkan peran penting dalam kehidupan demokrasi bangsa. Karena Polri lah yang menjaga rule of law sebagai aturan bersama dalam sistem demokrasi. Selain juga menjadi aparat penegak hukum, penjaga Kamtibmas dan pengayom masyarakat.

“Tapi kita lupa kalau pemisahan Polri dengan TNI juga harus mencabut pula kultur militerisme di tubuh kepolisian. Kalau Polri adalah lembaga sipil, maka seyogyanya ia juga merepresentasikan kekuasaan sipil. Apa yang terjadi sekarang adalah Polri ini sipil tapi bergaya militer,” ujar Karel di Jakarta, Minggu (14/9/2025).

“Kita bisa lihat dari seragam, kepangkatan dan narasi keseharian dari Polri, itu kan militer sekali. Ini kemudian mempengaruhi psikologis polisi, yang menganggap diri layaknya militer, kemudian menjadi arogan di depan masyarakat yang seharusnya diayomi,” imbuhnya.

Maka itu, sambung Karel, sudahilah era dimana polisi berseragam seperti tentara. Semakin simpel dan civillian, ketimbang saat ini. Karel menyakini dengan itu, maka Polri aka. makin membumi dan dicintai masyarakat. Soal bagaimana seragam nya dirubah, maka itu juga akan merubah psikologis anggota kepolisian ke depan.

“Yang dibutuhkan dari seragam Polri adalah kepolisian disegani dan dihormati oleh masyarakat, karena kemampuan profesionalnya. Dan bukan ditakuti karena berseragam ala tentara,” tegasnya.

“Kita ingin melihat Polri yang humanis, dan bukan polisi yang tampil seperti layaknya kelompok paramiliter, apalagi sampai seperti kelompok Sunda Empire,” tutup Karel.

Bagus Iswanto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *