ABNnews – Rasa malu (Haya’) dalam Islam adalah akhlak yang terpuji, dan bagian dari iman. Rasa malu ini mendorong seseorang untuk menjauhi perbuatan dosa dan menjaga kehormatan diri serta orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, “Rasa malu adalah bagian dari iman”. Ini menunjukkan bahwa rasa malu adalah sifat yang sangat penting bagi seorang Muslim dan mencerminkan kualitas keimanannya.
Namun, dikutip dari berbagai sumber, ada juga rasa malu yang tercela, yaitu rasa malu yang menghalangi seseorang untuk menunaikan kewajiban agama dan sosial. Juga rasa malu yang menghalangi seseorang untuk menuntut ilmu, beribadah, atau menunaikan hak dan kewajiban lainnya.
Rasa malu juga mendorong seseorang untuk menjauhi perbuatan maksiat, menjaga kehormatan diri dan orang lain, serta menunaikan kewajiban agama.
Rasa malu membantu seseorang menjaga kehormatan diri, keluarga, dan masyarakat, mencegah perbuatan dosa, meningkatkan kualitas ibadah.
Apa itu malu yang terpuji?
Malu untuk berbuat curang dalam muamalah, malu untuk membuka aurat di depan umum.,alu untuk berkata kasar atau menyakiti orang lain, malu untuk melakukan perbuatan yang melanggar norma agama dan sosial.
Sementara rasa malu yang tercela diantaranya, malu untuk menuntut ilmu agama, malu untuk beribadah kepada Allah SWT, malu untuk meminta maaf jika melakukan kesalahan, malu untuk menegakkan kebenaran.
Orang yang memiliki rasa malu cenderung memiliki akhlak yang baik dan sebaliknya, orang yang tidak memiliki rasa malu cenderung memiliki akhlak yang buruk.
Selain itu, rasa malu merupakan bagian dari iman, dan hilangnya rasa malu dapat mengindikasikan lemahnya iman seseorang.
Dengan demikian, rasa malu dalam Islam memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian seorang Muslim yang berakhlak mulia dan memiliki keimanan yang kuat. Wallohu a’lambishshawab/H Ali Akbar Soleman Batubara