banner 728x250

Gas dan Minyak Melimpah! Pertamina Genjot Produksi di Lapangan Akasia Bagus

Foto dok Pertamina

ABNnews – Subholding Upstream Pertamina tancap gas mengembangkan Stasiun Pengumpul Akasia Bagus (SP ABG) Stage 1 di Lapangan Akasia Bagus, Jawa Barat.

Proyek strategis ini diharapkan mampu mendongkrak ketahanan energi nasional sekaligus mendukung target Asta Cita pemerintah.

SP Akasia Bagus nantinya akan mengolah minyak dan gas dengan kapasitas 9.000 barel cairan per hari (BLPD) dan 22 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD).

General Manager Zona 7 Regional Jawa, Afwan Daroni, menjelaskan fasilitas baru ini dilengkapi teknologi mutakhir seperti CO2 Removal Package dengan amine system (MDEA), Gas Dehydration Unit, dan Thermal Oxidation (TOX). Tujuannya, mengurangi kadar CO₂, H₂S, dan air, agar gas yang dihasilkan memenuhi spesifikasi dalam Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) di Jawa Barat.

Plt. Direktur Utama PT Pertamina EP, Muhammad Arifin, mengungkapkan kapasitas SP Akasia Bagus sebelumnya hanya 1.750 BLPD dan 3 MMSCFD.


“Berkat kreativitas tim, produksinya justru melampaui prediksi awal. Kami minta doa dan dukungan agar proyek ini selesai tepat waktu,” kata Arifin.

Direktur Utama PHE, Awang Lazuardi, berharap proyek ini bisa onstream pada semester II 2025, sehingga cadangan gas bisa segera dimonetisasi dan produksi migas nasional terdongkrak. Tahap pengembangan kedua (Stage 2) pun ditargetkan bisa dipercepat.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menegaskan lebih dari 60% dana investasi Pertamina dialokasikan ke sektor hulu untuk mengejar target swasembada energi.


“Kami akan terus berinovasi mencari peluang peningkatan produksi migas demi mendukung ketahanan energi nasional,” ujarnya.

Lapangan Akasia Bagus sendiri dikembangkan berdasarkan Plan of Development (POD) yang disetujui pada 27 Desember 2017, dengan dua tahap pengembangan untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 1.750 BLPD dan 3 MMSCFD menjadi 9.000 BLPD dan 22 MMSCFD.

Pertamina memastikan seluruh proses pengembangan menerapkan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance), menjaga standar HSSE, hingga menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (ISO 37001:2016). Semua ini sejalan dengan komitmen perusahaan menuju net zero emission 2060 dan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *