ABNnews – Kehidupan dunia ini hanya sementara, dan akhirat itu kekal. Pintu gerbang menuju kehidupan sejati dan kehidupan sebenarnya adalah kematian (dzikirul maut).
Tentu saja kita tidak akan bisa lari dari kematian. Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah, ‘Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu’” (QS. Al-Jumu’ah: 8).
Rasulullah saw memerintahkan kita agar memperbanyak mengingat mati : “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian” (HR. Tirmidzi)
Dikutip dari muslim.or.id, mengingat kematian juga memiliki beberapa manfaat, beberapa ulama menyebutkan manfaat-manfaat tersebut. Ad-Daqqaq Rahimahullah menjelaskan, yang artinya : “Barangsiapa yang banyak mengingat kematian, dia akan dimuliakan dengan tiga perkara, yaitu: (1) bersegera dalam bertaubat, (2) hati yang qanaah, (3) bersemangat melakukan ibadah. Barangsiapa yang lupa mengingat kematian, dia akan dihukum dengan tiga perkara, yaitu: (1) menunda-nunda taubat, (2) tidak rida terhadap pemberian (takdir) Allah, (3) malas beribadah” (At-Tadzkirah, 1: 27).
Rasulullah saw menyebut orang yang pintar adalah orang yang mengingat kematian, lalu mempersiapkan kehidupan setelah kematian. Sebagaimana kita ketahui bahwa apabila kita ingin mempersiapkan sesuatu, pasti kita akan sering mengingatnya.
Rasulullah saw bersabda,“Orang yang pandai adalah orang yang mampu mengevaluasi dirinya dan beramal (mencurahkan semua potensi) untuk kepentingan setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang mengikuti hawa nafsu, kemudian berangan-angan kosong kepada Allah” (HR. Tirmidzi).
Manfaat Mengingat Kematian:
Banyak mengingat kematian dapat membantu seseorang menyadari kesalahan dan dosa-dosanya, serta mendorong untuk bertaubat dan menjauhi perbuatan maksiat. Sikap zuhud (tidak terikat pada dunia) juga akan tumbuh, karena menyadari bahwa dunia hanyalah sementara.
1.Memotivasi untuk beramal saleh:
Dengan menyadari bahwa kematian pasti datang, seseorang akan lebih termotivasi untuk melakukan amal kebaikan dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.
2.Menjadikan hati lebih lembut dan rendah hati:
Mengingat kematian dapat melembutkan hati, menjauhkan dari sifat sombong, dan menumbuhkan sikap tawadhu’ (rendah hati).
3.Memperpendek angan-angan:
Mengingat kematian dapat membatasi angan-angan duniawi yang seringkali menjadi penyebab kelalaian dalam beribadah.
4.Menyegerakan taubat:
Kesadaran akan kematian dapat mendorong seseorang untuk segera bertaubat dari dosa-dosa yang telah diperbuat.
5.Cara Mengingat Kematian:
Membayangkan diri dalam kondisi sakaratul maut, saat ruh akan dicabut dari jasad.
6.Merenungkan alam kubur:
Membayangkan kehidupan di alam kubur, pertanyaan malaikat, dan kondisi jenazah yang membusuk.
7.Merenungkan hari kiamat:
Membayangkan dahsyatnya hari kiamat, perhitungan amal, dan kehidupan di akhirat.
8.Merenungkan kehidupan orang yang telah meninggal:
Mengunjungi kuburan dan merenungkan kehidupan orang-orang yang telah mendahului kita.
9.Membaca ayat-ayat Al-Quran dan hadis tentang kematian:
Ayat-ayat Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad SAW tentang kematian dapat memberikan pelajaran dan motivasi.
10.Pentingnya mengingat kematian:
Kematian adalah keniscayaan yang akan dialami oleh setiap makhluk bernyawa.
11.Mendorong untuk mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat:
Kematian adalah gerbang menuju kehidupan akhirat, oleh karena itu penting untuk mempersiapkan diri dengan amal sholeh.
12.Mencegah dari terjerumus dalam kemaksiatan:
Kesadaran akan kematian dapat menjadi benteng bagi seseorang untuk menjauhi perbuatan dosa.
Kesimpulan:
Orang yang mengingat kematian adalah orang yang pandai dan selalu penuh perhitungan. Bagaimana tidak, dia benar-benar memperhitungkan dan menyiapkan kehidupan yang kekal selamanya, dibandingkan kehidupan yang hanya sementara saja.
Semoga kita termasuk orang yang banyak mengingat kematian dan menyiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. Wallohu a’lambishshawab/H Ali Akbar Soleman Batubara