ABNnews – Varian baru COVID-19 bernama Stratus atau berkode XFG tengah menjadi sorotan setelah terdeteksi sebagai varian paling dominan di Indonesia.
Informasi ini disampaikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) berdasarkan hasil surveilans penyakit pernapasan yang mencakup influenza, COVID-19, dan infeksi saluran napas lainnya.
Surveilans dilakukan secara berkala melalui 39 puskesmas, 35 rumah sakit, serta 14 balai karantina di berbagai pintu masuk negara. Data terbaru menunjukkan bahwa varian XFG telah menggantikan varian sebelumnya dan mendominasi kasus COVID-19 di Tanah Air.
“Pada bulan Juni, varian dominan di Indonesia adalah XFG—75 persen pada Mei dan meningkat menjadi 100 persen pada Juni. Sementara varian XEN turun menjadi 25 persen pada Mei,” bunyi laporan resmi Kemenkes RI yang dikutip pada Senin (28/7/2025).
Menurut laporan The Health Site, kelompok yang paling rentan terhadap infeksi varian Stratus meliputi anak-anak, lansia, individu dengan komorbiditas (penyakit penyerta), serta mereka yang memiliki imunitas tubuh rendah.
Seiring waktu, efektivitas vaksin booster yang diberikan juga menunjukkan penurunan. Sementara itu, infeksi alami yang sebelumnya membantu membentuk kekebalan tubuh kini sudah semakin jarang terjadi, menjadikan banyak individu kembali rentan terhadap infeksi.
“Penurunan kekebalan secara alami maupun akibat menurunnya efektivitas vaksin membuat varian baru seperti Stratus lebih mudah menyebar,” ujar sejumlah ahli dalam publikasi tersebut.
Peringatan keras disampaikan oleh dr Kaywaan Khan, dokter umum di Harley Street sekaligus pendiri Hannah London Clinic, Inggris.
Menurutnya, varian Stratus memiliki mutasi pada bagian protein spike virus yang memungkinkan virus menghindari antibodi yang terbentuk dari infeksi sebelumnya atau hasil vaksinasi.
“Tidak seperti varian lainnya, Stratus membawa mutasi tertentu yang memungkinkannya lolos dari perlindungan kekebalan tubuh. Jika penyebaran tidak dikendalikan, seluruh kelompok usia dan jenis kelamin bisa terkena dampaknya,” ujar dr Khan, dikutip dari Financial Express.
Ia juga menekankan pentingnya langkah mitigasi cepat guna mencegah kemunculan gelombang baru infeksi yang bisa kembali membebani sistem kesehatan nasional.
Para pakar menyarankan agar masyarakat kembali memperkuat protokol kesehatan, terutama di ruang tertutup dan fasilitas umum. Pemerintah juga didorong untuk mempercepat program vaksinasi booster serta mengintensifkan pemantauan varian di lapangan.
Kemenkes mengingatkan masyarakat agar tetap waspada, tidak panik, serta mengikuti perkembangan resmi terkait upaya pengendalian penyebaran varian XFG.