banner 728x250

Dorong Ekspor hingga Kurangi Impor, Pemerintah Genjot Komponen Kereta Buatan Lokal

Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza dalam sambutannya pada Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Potensi Pengembangan Komponen Kereta Api Dalam Negeri” di Yogyakarta, Jumat (25/7).

ABNnews -
Permintaan kereta api di Indonesia terus melonjak. Dalam lima tahun ke depan, pertumbuhan mobilitas penumpang diprediksi mencapai 10,6 persen per tahun, sementara angkutan barang bahkan tembus 12,3 persen per tahun.

Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menegaskan pentingnya penguatan industri kereta api dalam negeri untuk menjawab lonjakan kebutuhan tersebut. Hal ini disampaikannya dalam FGD bertajuk “Potensi Pengembangan Komponen Kereta Api Dalam Negeri” di Yogyakarta, Jumat (25/7).

“Pendalaman struktur industri sangat penting agar sektor perkeretaapian kita punya daya saing, terutama dari industri logam,” ujar Faisol.

Tak hanya menyasar pasar domestik, Kemenperin juga menatap peluang ekspor. Data Grand View Research menyebutkan pasar global sarana kereta api akan menyentuh USD 96,5 miliar pada 2030, dengan pertumbuhan tahunan 6,3 persen. Kawasan Asia Pasifik—termasuk Indonesia—jadi pasar terbesar.

Faisol mengapresiasi peran PT KAI, PT KCI, dan PT MRT Jakarta dalam meningkatkan pelayanan dan menjadikan kereta sebagai moda cepat, bersih, dan aman.

Ia juga menyoroti kiprah PT INKA yang terus berinovasi lewat produk berstandar global, seperti KRL, LRT, battery tram, dan sistem propulsi hybrid dengan TKDN 40–60 persen.

Namun, tantangan masih besar. “Kita butuh lebih dari 200 ribu blok rem komposit dan 30 ribu roda kereta tiap tahun. Tapi tantangannya ada di spesifikasi teknis dan keterbatasan fasilitas uji,” jelasnya.

Menurutnya, komponen seperti sistem kelistrikan, bahan logam, hingga suku cadang prasarana, juga punya potensi besar dikembangkan di dalam negeri.

Kunci keberhasilan? Sinergi tiga unsur: pemerintah, industri, dan kampus.

“Kolaborasi ini yang bisa menjawab tantangan teknis dan investasi, sekaligus menjadi katalis transformasi sektor perkeretaapian kita,” ujar Faisol.

Ia juga menyinggung pentingnya riset kampus dan mencontohkan kebangkitan industri di AS. “Kita harus meniru semangat seperti di Amerika, agar industri kita juga bisa mendunia,” ucapnya.

Vice President of Technical Engineering Rollingstock PT KAI, Soegito, menegaskan komitmen mengurangi impor dan memperkuat ekosistem suku cadang dalam negeri. Apalagi, sektor perkeretaapian masuk Proyek Strategis Nasional (PSN).

Sementara Direktur Pengembangan PT INKA, Roppiq Lutzfi Azhar, menyebut pihaknya fokus mengembangkan desain dan perakitan lokal untuk komponen vital seperti sistem penggerak, bogie, dan carbody berbahan aluminium dan stainless steel.

“Produk kami sudah diekspor ke Bangladesh, Filipina, Malaysia, Singapura, bahkan Australia,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *