banner 728x250

Dari Semen sampai Otomotif, Inilah Target Besar Kemenperin Menuju 2050

Foto dok Kemenperin

ABNnews – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong percepatan agenda dekarbonisasi di sektor industri demi mewujudkan Indonesia yang lebih hijau.

Langkah ini dinilai strategis untuk meningkatkan daya saing industri nasional sekaligus memenuhi target pengurangan emisi karbon secara global.

“Sebagai bagian dari upaya nasional menuju net zero emission, Kemenperin telah menetapkan sembilan sektor industri prioritas untuk percepatan dekarbonisasi,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi dalam acara AIGIS Goes to Campus di Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Selasa (22/7/2025).

Sembilan sektor tersebut adalah industri semen, pupuk, logam, pulp dan kertas, tekstil, kimia, otomotif, makanan dan minuman, serta kaca dan keramik.

“Ini sektor-sektor dengan emisi gas rumah kaca (GRK) paling tinggi. Kami tengah menyusun langkah strategisnya,” jelas Andi.

Saat ini, Kemenperin tengah menyusun peta jalan dekarbonisasi untuk setiap sektor. Isinya meliputi panduan teknis, kebijakan pendukung, kebutuhan teknologi dan pendanaan, serta kolaborasi lintas sektor.

Targetnya? Net zero emission sektor industri pada 2050, alias lebih cepat 10 tahun dari target nasional.

“Dalam 25 tahun ke depan, kita harus memastikan sektor industri bisa bertransformasi menuju proses produksi yang rendah emisi dan ramah lingkungan,” ujar Andi.

Menurutnya, penyusunan roadmap ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan: asosiasi industri, pelaku usaha, akademisi, hingga lembaga internasional. Tujuannya agar strategi yang disusun tidak hanya ambisius, tetapi juga realistis, terukur, dan berdampak nyata.

Andi juga menyoroti pentingnya peran kampus dalam mendorong transformasi industri hijau.

“Kampus seperti Binus sangat strategis. Mereka bisa menjadi inkubator inovasi, melahirkan solusi kreatif berbasis teknologi untuk masa depan yang lebih hijau,” ujarnya.

Acara AIGIS Goes to Campus ini merupakan bagian dari rangkaian menuju The 2nd AIGIS 2025 yang akan digelar 20–22 Agustus 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC). Sebelumnya, program serupa telah digelar di UI, Unpad, dan Trisakti.

Tema yang diusung kali ini adalah “Technology and Creative Solution for Greener Future”. Kemenperin ingin mendorong partisipasi generasi muda dalam transisi energi dan industri hijau.

“Generasi muda adalah katalis. Mereka bisa berkontribusi lewat riset, teknologi, kebijakan kampus, bahkan gerakan sosial,” tambahnya.

Sebagai terobosan baru, Kemenperin akan membentuk Green Industry Service Company (GISCO) badan khusus yang menjembatani kebutuhan industri dengan akses teknologi rendah karbon dan pendanaan hijau.

“GISCO ini akan jadi motor penggerak dekarbonisasi. Terutama untuk pelaku industri manufaktur yang sering terkendala biaya dalam adopsi teknologi hijau,” tutur Andi.

Dengan GISCO dan roadmap dekarbonisasi, Kemenperin berharap transformasi industri bisa terjadi lebih cepat, lebih luas, dan lebih berdampak.

“Dari kampus sampai pabrik, dari ide sampai implementasi ini gerakan bersama. Indonesia hijau bukan sekadar harapan, tapi sebuah misi bersama yang sedang kita jalankan,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *