banner 728x250
Hikmah  

Maksiat (Rezeki Menjadi Sempit)

ABNnews – Dengarlah hai sobat

Saat kau maksiat

Dan kau bayangkan ajal mendekat

Apa kan kau buat

Kau takkan selamat

Pasti dirimu habis dan tamat

Bukan ku sok taat

Sebelum terlambat

Ayo sama-sama kita taubat

Dunia sesaat

Awas kau tersesat

Ingatlah masih ada akhirat

Astafighrullahal’adzim…

Demikian Antara lain lirik lagu grup musik Wali berjudul Tobat Maksiat.

Surat an-Nisa ayat 14 yang artinya: Barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya, dan baginya siksa yang menghinakan (QS an-Nisa: 14).

Abu Hurairah -raḍiyallāhu ‘anhu- meriwayatkan, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah bersabda,”Semua umatku dimaafkan kecuali yang berbuat dosa terang-terangan. Sungguh, termasuk berbuat dosa terang-terangan ialah seseorang berbuat dosa di malam hari, sementara Allah telah menutupinya, namun keesokan harinya ia malah bercerita, ‘Wahai fulan, tadi malam aku melakukan ini dan itu.’ Padahal, Tuhannya telah menutupinya di malam harinya, tetapi pada pagi harinya ia justru membuka apa yang telah Allah tutup.”

Kemaksiatan adalah perbuatan yang melanggar perintah Allah dan larangan-Nya, serta dianggap sebagai tindakan yang berdosa dalam agama Islam.

Dalam konteks agama, maksiat merujuk pada perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam, baik yang berkaitan dengan ibadah maupun muamalah.

Kemaksiatan itu diantaranya, syirik: Menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain, membunuh: Melanggar hak hidup yang diberikan Allah, zina: berhubungan badan di luar pernikahan, minum khamr (miras): mabuk-mabukan dan hilangnya kesadaran, Mencuri: mengambil hak orang lain secara tidak sah.

Lalu berbohong: Menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan, riba: Pengambilan keuntungan dari transaksi yang mengandung unsur kelebihan (riba), ghibah: Membicarakan keburukan orang lain di belakangnya, membuka aurat: Tidak menutup aurat dengan sempurna.

Dampak kemaksiatan: Terhalang dari rahmat Allah, hati menjadi gelap, rezeki menjadi sempit, hubungan sosial terganggu, mendapat siksa di akhirat.

Bagaimana cara menghindari kemaksiatan? Bertaubat: Segera memohon ampunan dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan maksiat,memperbanyak ibadah, melakukan ibadah seperti shalat, puasa, membaca Al-Qur’an, dan lain-lain.

Lalu menjauhi lingkungan buruk, menghindari tempat-tempat dan orang-orang yang dapat mendorong pada kemaksiatan, memperbanyak amal saleh, melakukan perbuatan baik dan bermanfaat bagi orang lain, memperkuat iman dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.

Dilansir dari NU Online, setiap larangan memiliki konsekuensi atau akibat yang akan ditanggung oleh pelakunya, begitu pun kemaksiatan. Syekh Abdul Fattah Abu Guddah meringkas akibat-akibat dari maksiat dan dosa dari kitab al-Jawâb al-Kâfi liman Sa`ala ‘an ad-Dawâ asy-Syâfi.

Menurutnya, di antara akibat melakukan kemaksiatan adalah terhalangnya seseorang dari ilmu dan rezeki, timbul perilaku menyimpang antara dirinya dengan Allah, dirinya dengan orang lain, mempersulit urusan-urusannya, gelapnya hati, wajah, dan kuburan, lalainya hati dan badan, terhalangnya dari ketaatan, sia-sianya umur, menumbuhkan kemaksiatan sejenisnya, melemahkan keinginannya untuk taat pada Allah SWT.

Perlu juga disampaikan bahwa dalam Islam sendiri sudah jelas bahwa tolong menolong dalam kebaikan merupakan sesuatu yang dianjurkan, sedangkan tolong menolong dalam keburukan, kejahatan dan kemaksiatan adalah hal yang dilarang dan diharamkan.

Al-Quran sendiri menyinggung perihal perbuatan tolong menolong kepada kemaksiatan dalam surah al-Maidah ayat 2: Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” Wallohu a’lambishshawab/ H. Ali Akbar Soleman Batubara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *