banner 728x250

Gandeng Keraton Yogyakarta, PLN EPI Ubah Lahan Kritis Jadi ‘Tambang Hijau’ di Gunungkidul

Gusti Marrel bersama tim Perusahaan Listrik Negara Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memeriksa Bibit Tanaman Multifungsi di Rumah Bibit Kalurahan Gombang yang nantinya mendukung pengembangan usaha berkelanjutan dan meningkatkan ekonomi warga di sekitar Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Foto: Dokumen PLN EPI

ABNnews – PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) bersama Keraton Yogyakarta menggelar pelatihan perawatan dan monitoring pohon multifungsi di Desa Berdaya Energi Gunungkidul. Program ini jadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk pengembangan biomassa dan ketahanan ekonomi masyarakat.

Kegiatan ini melibatkan dua Gapoktan, yakni Tani Mulya dari Kalurahan Gombang dan Asem Mulya dari Kalurahan Karangasem. Sejak 2023, mereka sudah menanam lebih dari 175 ribu pohon multifungsi di lahan Sultan Ground dan tanah kas desa, termasuk tanaman indigofera.

Tanaman ini tak cuma jadi pakan ternak, tapi juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku energi dan pewarna alami batik. Potensinya besar untuk menciptakan ekonomi sirkular di pedesaan.

“Tanah-tanah ini harus membawa manfaat ekologis sekaligus ekonomi. Bahkan ke depan kami dorong agar bisa berkembang menjadi agro eduwisata,” ujar Raden Mas Gustilantika Marrel Suryokusumo, Ketua Bebadan Pangresa Loka Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

KRT Surya Satriyanto dari Kawedanan Panitikisma menegaskan pentingnya tata kelola administratif agar program bisa diperluas. Sementara itu, Suyatno dari Pemerintah Kapanewon Ponjong menyebut tanaman indigofera sangat cocok untuk lahan kritis di wilayahnya.

“Saya sendiri sudah tanam indigofera sejak di Girisubo. Tanaman ini tahan di lahan kritis, bahkan tetap tumbuh di musim kemarau. Harapannya program ini bisa diperluas ke Kalurahan lain seperti Sumbergiri, Sawahan, dan Tambakromo,” ujarnya.

Vice President Transisi Energi dan Perubahan Iklim PLN, Anindita Satria Surya mengungkapkan, program ini sudah berjalan dua tahun dan menunjukkan hasil positif.

“Tanaman ini sudah mencapai tinggi 4 meter dan siap dipruning. Sekarang pakan ternak mulai bisa dipenuhi sendiri. Ini transformasi,” tegasnya.

Sekretaris Perusahaan PLN EPI, Mamit Setiawan menambahkan bahwa program ini adalah bagian dari komitmen pada prinsip ESG dan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

“Biomassa bukan cuma soal cofiring, tapi juga membuka rantai nilai baru di desa. Kami melihat ini bisa jadi model kolaborasi energi dan pemberdayaan masyarakat,” katanya.

PLN EPI berharap program ini bisa direplikasi di wilayah lain, terutama di daerah dengan potensi lahan non-produktif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *