banner 728x250

Angka HIV Medan Triwulan I 2025 Capai 398 Kasus, Penyumbang Terbanyak LSL

Ilustrasi HIV. (Foto: istimewa)

ABNnews — Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kota Medan menunjukkan lonjakan dalam beberapa tahun terakhir. Hingga triwulan I tahun 2025, sebanyak 398 kasus baru HIV terdeteksi. Kelompok LSL (Lelaki Seks Lelaki) tercatat sebagai penyumbang terbesar penularan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan, Dr. Pocut Fatimah Fitri, MARS, menyampaikan bahwa sejak tahun 2006 hingga akhir 2024, jumlah Orang dengan HIV (ODHIV) di Kota Medan mencapai 9.883 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6.619 orang masih menjalani pengobatan antiretroviral (ARV).

“Peningkatan kasus yang terlihat dalam beberapa tahun terakhir juga dipengaruhi oleh sistem pencatatan yang kini lebih komprehensif. Semua yang ditemukan positif HIV di fasilitas kesehatan Kota Medan langsung terdata dalam aplikasi SIHA 2.1, meskipun memiliki NIK dari luar kota,” ujar Dr. Pocut.

Tahun 2023 mencatat penemuan tertinggi dengan 1.800 kasus baru HIV. Meski pada 2024 sedikit menurun menjadi 1.696 kasus, angkanya tetap tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan juga dipicu oleh kegiatan penjaringan dan skrining yang semakin intensif.

LSL menjadi kelompok risiko tertinggi dengan kontribusi 46,2 persen dari kasus baru pada 2024. Disusul kategori “lain-lain” sebesar 26,3 persen, yang mencakup hubungan seksual tanpa pengaman, transfusi darah, serta penggunaan jarum suntik tidak steril. Kelompok penderita tuberkulosis (TB) turut menyumbang 12,3 persen kasus.

Sebagian besar kasus HIV ditemukan pada kelompok usia produktif, yakni 25 hingga 49 tahun. Hal ini menuntut intervensi yang lebih intensif pada kelompok usia tersebut.

Menurut Dr. Pocut, pihaknya bersama lintas sektor dan komunitas peduli HIV terus mengupayakan berbagai langkah pencegahan dan pengendalian, antara lain perluasan layanan tes HIV dan perawatan dukungan pengobatan dan pelaporan secara online menggunakan aplikasi SIHA 2.1.

“Kami juga melakukan pembinaan layanan melalui bimbingan teknis dan supervisi rutin. Kemudian pemeriksaan viral load gratis sebagai indikator keberhasilan terapi ARV. Selain itu dilakukan sosialisasi pengurangan stigma dan diskriminasi, baik secara langsung maupun daring,” katanya.

Dalam upaya pencegahan, masyarakat juga diimbau menerapkan prinsip ABCDE, yaitu tidak melakukan perilaku berisiko, setia pada satu pasangan, menggunakan kondom dalam perilaku seksual berisiko, tidak menggunakan narkoba serta mendapatkan edukasi yang benar tentang HIV, penularan, dan pencegahannya.

“Pemerintah Kota Medan terus berkomitmen dalam mengendalikan penyebaran HIV-AIDS dengan dukungan anggaran dari DAK, BOK, APBN, dan hibah, serta keterlibatan aktif masyarakat dan komunitas sebagai mitra strategis dalam menanggulangi epidemi ini,” bebernya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *