ABNnews – “Rasanya saya mau bunuh diri saja. Saya tidak mau hidup lagi.” Ucapan ini sering kita dengar baik dari anggota keluarga, sahabat maupun yang kita saksikan di media sosial, media massa.
Kalimat itu tercetus akibat putus cinta karena ditinggal pacar. Patah hati. Di saat patah hati, orangtuanya bercerai. Papanya kabur, nikah dengan perempuan lain. Hancur sudah. Depresi dan putus asa berat.
Ada juga yang depresi dan putus asa karena kehilangan uang akibat ditipu, kehilangan pekerjaan, kehilangan jabatan, kehilangan kekuasaan. Gagal mencapai keinginannya karena persaingan usaha dan lainnya.”Duh…gagal terus…gagal terus…”
Depresi merupakan gangguan jiwa atau masalah kesehatan mental serius pada seseorang. Depresi bisa dialami oleh siapa saja, orang muda maupun tua, laki-laki atau perempuan.
Perjalanan hidup memang tak selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan dan harapkan. Adakalanya kita mengalami kegagalan dan suatu hal yang tak mengenakan.
Depresi adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja.Depresi bisa mempunyai efek mendalam di semua aspek kehidupan seperti kinerja di sekolah, kantor, di rumah, hubungan dengan keluarga, teman, dalam berpartisipasi di masyarakat. Juga bisa mengganggu kesehatan fisik.
Tentu kita tidak boleh terus depresi dan berputus asa terus menerus. Apa yang harus dilakukan? Apakah benar Allah peduli dengan masalah kita?
Dalam Islam, depresi dapat diatasi dengan menjalankan ibadah, mengatur perilaku, dan mencari dukungan sosial. Dirikan solat, membaca Alquran, melantunkan zikir dan berdoa juga dapat membantu meredakan depresi.
Gus Baha dalam buku “Menjadi Muslim Berakhlak Mulia Bersama Gus Baha” karya Ipnu R.Nugroho mengatakan hendaklah tidak terlalu khawatir dan sangat memikirkannya, semuanya itu diserahkan kepada Allah asalkan kita cukup telah berupaya berikhtiar untuk mengatasinya.
”Jangan sampai kita merebut hak Allah terhadap nasib kita sendiri. Percaya kepada Allah bahwa Dia pasti akan menolong kita. Allah berfirman :”….. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan ( yang dikehendaki) -Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” ( QS At Talaq :3).
Gus Baha mengatakan, dikutip dari Harian Terbit, kebahagiaan, kesuksesan, keberuntungan, kesedihan yang kita alami adalah hak Allah. Semuanya sudah diatur dan ditentukan oleh Allah, bukan diri kita.
Para pakar menyatakan, masalah yang telah selesai dan telah berlalu jangan diungkit-ungkit lagi karena hanya akan menimbulkan kesedihan dan waktu yang sia-sia.
Dzikir merupakan cara terbaik menghalau gelisah . “……(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’d : 28).
Berfikir positif tidak berputus asa meminta pertolongan langsung pada Allah dengan sabar dan sholat. “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al Baqarah:45). Wallohu a’lambishshawab/ H. Ali Akbar Soleman Batubara).