banner 728x250

Ketua Umum Asosiasi PKL Ungkap Penyebab Anjloknya Jumlah Pemudik Lebaran Tahun Ini

Ketua Umum Asosiasi PKL Indonesia, dr. Ali Mahsun ATMO, M. Biomed. (Foto: dokumentasi pribadi)

ABNnews — Ketua Umum Asosiasi PKL Indonesia, dr. Ali Mahsun ATMO, M. Biomed menyoroti penurunan jumlah pemudik Lebaran 2025 yang mencapai angka 24,34 persen pada tahun ini.

Ia menyayangkan penurunan jumlah pemudik terjadi di tengah gencarnya pemerintah menggelentorkan sejumlah insentif. Mulai dari bansos, diskon tiket pesawat, kereta api, bus bahkan mengadakan program mudik gratis.

“Kenapa jumlah pemudik bisa turun di tengah gencarnya pemerintah memberi insentif. Ini jelas harus jadi perhatian pemerintah,” kata Ali Mahsun dalam keterangannya di Jakarta, yang dikutip pada Rabu (02/04).

Ia mengatakan, mudik Lebaran merupakan tradisi bangsa Indonesia yang sudah mengakar sejak lama. Fenomena mudik tidak hanya memiliki makna sosial dan budaya, tetapi juga memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional dan daerah.

Mudik Lebaran menggerakkan ekonomi di banyak sektor, menciptakan efek pengganda (multiplier effect) yang mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Multiplier effect dalam ekonomi merujuk pada fenomena di mana peningkatan pengeluaran dalam suatu sektor akan menghasilkan dampak yang lebih besar pada perekonomian secara keseluruhan.

“Mudik itu harusnya jadi peak season lonjakkan perekonomian nasional dan daerah,” kata dokter ahli kekebalan tubuh jebolan FK Unibraw Malang dan FKUI Jakarta ini.

Lebih jauh ia menyebut, anjloknya jumlah pemudik pada Lebaran tahun ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, perputaran ekonomi rakyat dan UMKM yang lesu membuat daya beli rakyat semakin turun.

Kedua, lanjut dia, lebih dari 9,8 juta kelas menengah jatuh miskin dan mereka perketat ikat pinggang (efisiensi) ditengah makin beratnya beban hidup.

“Faktor ketiga yakni melonjaknya pengangguran ditengah gelombang PHK yang terjadi menjelang Lebaran 2025,” kata <span;>Ketua Umum Bakornas LKMI PBHMI 1995-1998 ini<span;>.

Faktor keempat, sambung pria yang menjabat Sekretaris Lembaga Sosial Mabarot PBNU 2000-2005 ini, banyak pelaku UMKM yang lebih memilih tidak mudik ketimbang kehabisan modal usaha pascalebaran.

Adapun faktor kelima, penggelontoran berbagai subsidi, bantuan sosial dan diskon tiket yang ternyata belum mampu mendongkrak jumlah pemudik kebaran 2025.

Ia menengarai, turunnya pemudik lebaran 2025 akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. “Ini harus jadi lampu kuning bagi pemerintah. Segera berikan solusi tercepat agar dapat mendongkrak perputaran ekonomi rakyat dan perekonomian nasional,” pungkasnya.

Diketahui, tradisi mudik atau pulang kampung yang saban tahun dilakoni jutaan masyarakat Indonesia menjelang Lebaran, tidak menggeliat pada tahun ini.

Berdasar survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jumlah pemudik tahun ini menurun hingga 24,34 persen. Angka itu artinya, total pemudik tahun ini hanya 146,48 juta orang alias berkurang 47,12 juta orang

Sementara di momen yang sama pada tahun lalu, Kemenhub mecatat ada <span;>193,6 juta masyarkat yang mudik ke kampung halaman untuk merayakan Idul Fitri<span;>.

“Benar, besaran potensi pergerakan masyarakat saat mudik lebaran tahun ini (2025) mengalami penurunan dibanding tahun lalu,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Budi Rahardjo, Sabtu (22/03), seperti dilansir dari kantor berita Antara.

Hanya saja, Kemenhub tidak memaparkan apa penyebabnya karena disebut tidak menjadi fokus dalam penelitian yang dilakukan pada Februari lalu itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *