ABNnews — Aksi demonstrasi Indonesia Gelap berlangsung di Malang, Selasa (18/02). Mahasiswa turun ke jalan melakukan aksi di depan Kantor DPRD Kota Malang.
Massa mahasiswa menyoroti 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran yang dinilai banyak diwarnai kebijakan tidak pro rakyat. Terutama di sektor pendidikan dan kesehatan.
Dalam rilis yang disebar, massa menyebut Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang menjadi harapan mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan, mengalami pemangkasan.
Kebijakan pemangkasan tersebut mebuat kurang lebih 663.821 mahasiswa penerima KIP terancam putus kuliah.
Massa juga menyoroti program makan bergizi gratis (MBG) yang menuai penolakan di kalangan mahasiswa dan masyarakat. Massa aksi mengatkan, pemangkasan anggaran kesehatan dan pendidikan hanya untuk memenuhi anggaran program MBG.
“Pendidikan mestinya jadi prioritas utama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan mengisi perut,” kata orator aksi, dari mobil komando, Selasa.
Adapun massa mengawali demo hari ini dengan long march dari kawasan Stadion Gajayana. Mereka tiba Bundaran Tugu, yang berada tepat di depan Balai Kota Malang serta gedung DPRD sekitar pukul 12.49 WIB.
Sejumlah poster dan spanduk dan mobil komando ikut dibawa para mahasiswa sebagai pelengkap untuk menyuarakan aspirasi, yang isinya mengkritisi dan memprotes kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran.
Setiba di depan gedung DPRD Kota Malang, para mahasiswa yang kompak mengenakan dress code bernuansa hitam ini mengawali aksi demonstrasi dengan teatrikal dengan memposisikan diri tengkurap di atas aspal jalan.
Mereka juga melantunkan lirik lagu Tanah Airku selama aksi tersebut. Sejak pagi, aparat kepolisian sudah berada di lokasi untuk mengawal aksi unjuk rasa mahasiswa.