ABNnews – Sebuah pesawat Azerbaijan Airlines (AZAL) J2-8243 jatuh di dekat kota Aktau di Kazakh pada Rabu (25/12), menewaskan sedikitnya 38 orang dan 29 lainnya berhasil diselamatkan.
Pesawat Embraer 190 yang membawa 62 penumpang dan lima awak itu jatuh sekitar 3 kilometer dari Aktau. Pesawat tersebut terbang dari Baku, ibu kota Azerbaijan, menuju Grozny, Republik Chechnya, Rusia.
Pesawat seri Embraer 190 telah ‘melakukan pendaratan darurat’ sekitar tiga kilometer dari Aktau, pusat minyak dan gas di pantai timur Laut Kaspia.
Kementerian Tanggap Darurat Kazakhstan mengatakan bahwa 52 personel dan 11 set peralatan telah dikerahkan ke lokasi jatuhnya pesawat yang terbakar. Kementerian juga mengatakan, jumlah personel SAR yang dikerahkan kemudian bertambah menjadi 150 orang, didukung 45 peralatan.
Sebelumnya, dalam jumpa pers di Baku, juru bicara Kejaksaan Agung Azerbaijan Kanan Zenalov mengatakan 32 orang selamat dari kejadian tersebut.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev melakukan kunjungan darurat ke St.Petersburg. Petersburg, Rusia, mengumumkan pada pertemuan dengan pejabat pemerintah bahwa sebuah komite telah dibentuk untuk menyelidiki penyebab kecelakaan itu.
“Ada banyak teori, tapi menurut saya masih terlalu dini untuk membahasnya. Masalah ini harus diselidiki secara menyeluruh,” kata Aliyev dalam pernyataan yang dikeluarkan Kantor Kepresidenan Azerbaijan.
Melalui sebuah dekret, Aliyev juga menetapkan 26 Desember sebagai hari berkabung nasional.
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev memerintahkan investigasi dilakukan dengan dipimpin oleh Bozumbayev atas insiden itu, serta pengiriman tim medis dari Ibu Kota Astana untuk membantu para korban yang selamat.
AZAL menyampaikan kepada kantor berita negara Azerbaijan, Azertac, serta Badan Transportasi Udara Federal Rusia bahwa temuan awal menunjukkan tabrakan dengan burung sebagai penyebab kecelakaan.
Media Rusia melaporkan bahwa pesawat tidak dapat mendarat di Grozny karena serangan drone Ukraina. Pilot kemudian mengalihkan penerbangan ke Kota Makhachkala, tetapi kondisi kabut memaksa pilot meminta izin mendarat di Aktau.
Kemudian pada Rabu, Kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Andriy Kovalenko menyampaikan di Telegram bahwa pesawat tersebut diduga ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia.
“Rusia seharusnya menutup wilayah udara di Grozny, tetapi tidak melakukannya. Pesawat tersebut rusak oleh Rusia dan diarahkan ke Kazakhstan alih-alih melakukan pendaratan darurat di Grozny untuk menyelamatkan nyawa para penumpang,” kata Kovalenko.
Dilansir Reuters dan AFP, otoritas Kazakhstan menyatakan pihaknya telah membuka penyelidikan mengenai penyebab kecelakaan tersebut. Jaksa Kazakhstan yang secara khusus menangani kasus kecelakaan transportasi,
Timur Suleymanov, mengumumkan bahwa kotak hitam pesawat yang berisi perekam data penerbangan telah ditemukan.
Video kecelakaan itu menunjukkan pesawat mengalami penurunan ketinggian dengan cepat sebelum terbakar saat menghantam pantai, dan asap hitam tebal membubung ke udara.
Para penumpang yang selamat tampak berlumuran darah dan mengalami memar saat merangkak keluar dari salah satu bagian pesawat yang masih utuh.