banner 728x250

Empat Pilar Andalan Kemenperin Dibeberkan, Industri RI Disiapkan Hadapi Tantangan Global

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (Foto: Kemenperin)

ABNnews – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat fondasi industri nasional agar tetap tangguh dan berdaya saing di tengah dinamika global. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, upaya tersebut dilakukan untuk menjawab tantangan ke depan sekaligus mengakselerasi pencapaian Indonesia Emas 2045.

Sebagai arah kebijakan pembangunan industri nasional, Kemenperin telah menetapkan Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN). Strategi ini diharapkan menjadi peta jalan penguatan industri nasional dalam jangka panjang.

“SBIN bertumpu pada empat pilar utama, yakni hilirisasi industri, pengembangan ekosistem industri, penguasaan teknologi, serta keberlanjutan,” ujar Agus dalam keterangannya di Jakarta, Senin (29/12/2025).

Keempat pilar tersebut dijalankan dengan menekankan kolaborasi lintas pemangku kepentingan sebagai kunci penguatan daya saing industri nasional.

Dalam implementasi SBIN, Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) memegang peran strategis dalam memperkuat ekosistem industri, khususnya melalui pengembangan standardisasi, kebijakan jasa industri, serta penguatan infrastruktur mutu. Kepala BSKJI Emmy Suryandari mengatakan, Kemenperin terus meningkatkan kualitas dan relevansi layanan jasa industri agar semakin adaptif terhadap kebutuhan pelaku usaha.

“Melalui 24 Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah koordinasi BSKJI, layanan yang kami kembangkan mencakup sertifikasi, pengujian, kalibrasi, uji profisiensi, hingga pendampingan teknis. Seluruhnya diarahkan untuk mendukung peningkatan mutu, keselamatan, dan daya saing produk industri nasional,” kata Emmy.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) yang berada di bawah BSKJI menyelenggarakan Industrial Gathering 2025 dengan tema Sinergi dan Kolaborasi Menuju Kemandirian Industri. Kegiatan ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, industri, dan pemangku kepentingan lainnya.

Industrial Gathering 2025 diikuti sekitar 200 peserta, terdiri atas 150 peserta luring dan 50 peserta daring. Peserta berasal dari berbagai unsur, mulai dari instansi pemerintah pusat dan daerah, BUMN, Bank Indonesia, pelaku industri, akademisi, asosiasi, hingga mitra dan calon pengguna layanan BBSPJIKB.

Dalam sambutannya saat membuka kegiatan secara daring, Emmy menegaskan komitmen BSKJI dalam memastikan mutu produk industri nasional.

“Kami akan terus memastikan produk industri nasional memenuhi standar mutu, keselamatan, serta standar global yang berkelanjutan. Seluruh unit kerja kami dorong untuk terus berinovasi dan adaptif dalam menjawab kebutuhan industri,” ujarnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala BBSPJIKB Cahyadi mengatakan, Industrial Gathering menjadi forum strategis untuk memperkuat komunikasi dan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan industri.

“Forum ini bersifat terbuka dan konstruktif. Selain itu, kami juga mensosialisasikan perluasan jenis dan ruang lingkup layanan jasa industri BBSPJIKB kepada mitra dan calon mitra,” jelasnya.

Rangkaian kegiatan juga diisi dengan diskusi panel yang menghadirkan narasumber dari Direktorat IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan Ditjen IKMA Kemenperin, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY, PT Fumira, serta internal BBSPJIKB. Diskusi ini membahas tantangan dan peluang pengembangan industri nasional ke depan.

Penyelenggaraan Industrial Gathering 2025 sekaligus menjadi bagian dari upaya peningkatan agility unit kerja di bawah BSKJI, termasuk BBSPJIKB, agar semakin selaras dengan kebutuhan industri yang terus berkembang. Ke depan, ruang lingkup layanan BBSPJIKB tidak lagi terbatas pada sektor kerajinan dan batik, tetapi diperluas ke berbagai sektor industri lainnya.

Pada kesempatan yang sama, BBSPJIKB juga memberikan penghargaan kepada klien dan mitra sebagai bentuk apresiasi atas kepercayaan, komitmen, dan loyalitas yang telah terjalin. Penghargaan tersebut meliputi kategori Top Client, Top Loyal, dan Best Partner.

Selain itu, dilakukan pula penyerahan sertifikat secara simbolis kepada industri yang telah dinyatakan lulus proses sertifikasi, mencakup sertifikasi produk SNI, Batikmark, sertifikasi profesi, sertifikasi sistem manajemen mutu, sertifikasi halal, serta sertifikasi industri hijau. Langkah ini diharapkan dapat mendorong peningkatan mutu, kepatuhan terhadap standar, dan daya saing industri nasional secara berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *