ABNnews – Pengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan kepolisian bersikap tegas melarang keras penggunaan kembang api dan petasan pada malam pergantian tahun baru 2026, Rabu (31/12/2025).
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Alfian Nurrizal menyatakan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan ketat dan merazia barang bawaan pengunjung.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Bu Dirut (TMII) bahwa di Pintu 1 pada saat masuk dan Pintu 3 itu akan kami lakukan sweeping,” ujar Alfian dikutip kompas.com, Minggu (28/12).
Razia ini tidak hanya dilakukan di pintu gerbang utama, tetapi juga diperketat di area-area krusial yang menjadi titik kumpul massa, termasuk lokasi konser musik.
“Kami juga ada dua pintu yang akan kami lakukan sweeping, antisipasi terhadap benda-benda yang terlarang baik benda tajam maupun adanya membawa petasan,” tegasnya.
Peringatan Keras: Terancam Undang-Undang Darurat
Alfian memperingatkan masyarakat agar tidak nekat mencoba menyelundupkan petasan ke dalam area TMII. Jika ditemukan barang bukti, polisi akan melakukan penyitaan hingga proses hukum lanjutan.
“Apabila ditemukan nanti kita amankan, untuk tempat sudah kita siapkan di pos pelayanan pengamanan. Dan tentunya kami nanti kita lakukan lidik dan sidik,” kata dia.
Sanksi yang menanti bagi pelanggar dinilai berat, termasuk kemungkinan penerapan Undang-Undang Darurat bagi yang membahayakan keselamatan dan mengganggu ketertiban umum.
Polisi juga telah memberikan surat edaran kepada para pedagang kembang api di Jakarta Timur untuk menghentikan penjualan sementara.
Untuk pengamanan, Polres Metro Jakarta Timur mengerahkan sebanyak 277 personel gabungan, ditambah fasilitas pendukung darurat seperti 7 unit pemadam kebakaran dan 4 unit ambulans.
Ganti Pesta Kembang Api dengan 1.000 Lilin Solidaritas
Plt Direktur Utama TMII Ratri Paramita mendukung penuh langkah pengamanan ini. Ia memastikan perayaan tahun baru tetap akan meriah dengan konser musisi ternama, meskipun tanpa pesta kembang api.
TMII menargetkan 50.000 orang pengunjung pada malam tahun baru mendatang.
Langkah peniadaan kembang api ini, lanjut Ratri, sejalan dengan instruksi pemerintah dan merupakan wujud empati terhadap korban bencana alam di Sumatera.
“Kami tidak ada melakukan untuk pesta kembang api, tapi melainkan untuk merayakan dengan 1.000 lilin yang akan kita nyalakan di Taman Mini Indonesia Indah,” kata Alfian Nurrizal.
Momen malam tahun baru ini juga akan dimanfaatkan untuk menggalang dana kepedulian pengunjung untuk korban bencana di Sumatera.
“Itu sebenarnya sudah menandakan bentuk syukur kita. Dan juga yang berbeda di pekan Nataru ini, kami memang ada penggalangan dana untuk Sumatera,” tutup Ratri.













