ABNnews – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menandatangani nota kesepahaman kerja sama pengembangan dan pengelolaan biomassa dengan PT Panah Perak Megasarana (PPM). Kerja sama ini dilakukan untuk mendukung percepatan transisi energi sekaligus mendorong pencapaian target Net Zero Emissions.
Melalui kolaborasi tersebut, PLN EPI dan PPM akan bersinergi dalam berbagai aspek, mulai dari kajian potensi daerah, pengembangan teknologi, pengelolaan bahan baku biomassa, hingga penilaian risiko serta mitigasi sosial dan lingkungan.
PLN EPI menilai kolaborasi lintas pelaku industri menjadi kunci untuk memastikan pasokan biomassa yang berkelanjutan, sekaligus mendukung bauran energi nasional di masa mendatang.
Direktur Biomassa PLN EPI Hokkop Situngkir mengatakan pemanfaatan biomassa untuk cofiring pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) menunjukkan tren peningkatan signifikan sejak pertama kali diterapkan pada 2020.
“Pada 2025, PLN EPI menargetkan penggunaan biomassa mencapai 3 juta ton. Angka ini hampir dua kali lipat dibandingkan realisasi tahun sebelumnya,” ujar Hokkop.
Ia menjelaskan Indonesia memiliki potensi biomassa yang sangat besar, baik yang berasal dari limbah pertanian, perkebunan, maupun kehutanan. Salah satu potensi terbesar berasal dari limbah produk turunan kelapa sawit, baik dalam bentuk padat seperti cangkang sawit dan tandan kosong, maupun bahan cair berupa palm oil mill effluent (POME) yang dapat dimanfaatkan sebagai bioenergi terbarukan.
Menurut Hokkop, tantangan utama pengembangan biomassa terletak pada integrasi rantai pasok serta kepastian legalitas sumber bahan baku. Karena itu, kerja sama dengan mitra yang memiliki pendekatan berkelanjutan menjadi sangat penting.
“Tantangannya ada pada integrasi rantai pasok dan kepastian legalitas sumber bahan baku. Oleh sebab itu, kolaborasi dengan mitra yang berkomitmen pada keberlanjutan menjadi kunci,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Panah Perak Megasarana Agussalim Igarashi menyampaikan perusahaannya saat ini telah mengoperasikan pabrik pelet biomassa di Bekasi, Jawa Barat, dengan kapasitas produksi 7 ton per jam. PPM juga berencana melakukan ekspansi pada awal 2026 dengan penambahan kapasitas sebesar 2 x 3,5 ton per jam.
Selain itu, PPM tengah menyelesaikan pembangunan pabrik pelet biomassa kedua di Palembang dengan progres mencapai sekitar 90 persen. Perusahaan juga menyiapkan pengembangan pabrik serupa di Aceh, tepatnya di wilayah Nagan Raya, yang ditargetkan mulai groundbreaking pada awal 2026, dengan lokasi berdekatan dengan kawasan pembangkit listrik.
Agussalim menambahkan, sejak awal komunikasi dengan PLN EPI, kedua pihak memiliki visi yang sama untuk mendorong percepatan transisi energi nasional melalui pemanfaatan energi hijau.
“Kami memiliki kesamaan visi untuk mendorong transisi energi nasional melalui penyediaan produk biomassa yang efisien, bernilai ekonomis, dan berkelanjutan,” ujar Agussalim.













