banner 728x250

Berkasih Sayang dalam Pemulihan Bencana, Meneladani Rasulullah dalam Cinta yang Memanusiakan

Habib Umar Assegaf, Muhammad Aqil Irham dan Yuliati Aqil Irham bersama para santri dan anak yatim usai pembacaan Maulid al Barzanji, tausiyah dan doa bersama untuk korban bencana alam Sumatera, di Musholla Al Ikhlas, Kelapa Dua Wetan, Ciracas Jakarta Timur, Rabu (17/12). (Foto: istimewa)

ABNnews — Duka di pulau Sumatera masih begitu terasa. Bencana alam banjir dan tanah longsor yang terjadi di akhir November lalu telah meluluhlantakkan Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Dampaknya masih dirasakan luas, dengan ribuan warga terus berjuang dalam proses evakuasi, pemulihan, dan penanggulangan trauma yang mendalam. Dalam situasi yang penuh kepedihan dan tantangan inilah nilai kasih sayang sejati diuji dan dipanggil untuk bangkit.

Bukan sekadar perhatian emosional, melainkan sebuah cinta yang memanusiakan, yang tercermin dalam sikap peduli, aksi nyata, dan solidaritas antarsesama.

Meneladani Rasulullah SAW, kita diingatkan bahwa cinta yang hakiki bukan hanya hadir dalam kata-kata, tetapi diwujudkan dalam tindakan yang menguatkan, merangkul yang lemah, serta mengobati luka batin trauma yang tak kasat mata, dengan semangat kasih sayang kepada sesama.

Begitulah pesan utama tausiyah Habib Umar Assegaf pada acara Pembacaan Maulid Al Barzanji, tadi malam di Musholla Al Ikhlash, Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

“Kecintaan kepada Rasulullah SAW tidak hanya diwujudkan melalui pembacaan maulid dan shalawat, tetapi juga melalui tindakan nyata yang mencerminkan akhlak mulia, berkasih sayang kepada sesama, peduli terhadap anak yatim, dan berempati kepada saudara-saudara yang sedang tertimpa bencana.” tutur Habib Umar Assegaf dalam tausiyahnya pada Rabu malam (17/12) lalu.

Dalam konteks bencana yang melanda sejumlah daerah di Sumatera, Habib Umar menyerukan agar kepedulian kita hadir dalam bentuk doa serta dukungan sosial kemanusiaan yang dapat meringankan beban para korban.

Sebagaimana Rasulullah SAW mengajarkan bahwa kasih sayang bukan sekadar ucapan, tetapi hadir dan membantu saudara yang sedang tertimpa musibah dengan tangan, waktu, dan perhatian.

Menenangkan hati yang gelisah dan menguatkan yang lemah adalah bentuk ibadah yang bernilai besar di sisi Allah. Rasulullah tidak pernah membiarkan seseorang larut dalam derita sendirian, tetapi mengajaknya bangkit dengan harapan dan doa, seraya menanamkan empati untuk merasakan sebelum menolong, dan menolong tanpa menyakiti.

“Dalam keteladanan beliau, kasih sayang adalah cinta yang memulihkan yang menghapus air mata, menegakkan kembali martabat, dan menumbuhkan solidaritas antarsesama, khususnya bagi mereka yang sedang berada dalam kesusahan.” Habib Umar menuturkan.

Memaknai 30 Tahun Ikatan Pernikahan, Berbagi Kasih Sayang dengan Anak Yatim, dan Doa Bersama untuk Korban Bencana

Pembacaan Maulid al barzanji yang digelar bertepatan 30 tahun pernikahan pasangan Sestama BPJPH RI, Muhammad Aqil Irham dan Yuliati Aqil Irham pada 17 Desember 2025 itu digelar sederhana namun penuh khidmat serta sarat pesan moral yang relevan dengan keadaan saat ini.

Makna maulid al-barzanji juga menjadi panggilan batin untuk berkumpul bersama keluarga, kerabat, tetangga, bahkan anak yatim di lingkungannya dalam momentum doa dan solidaritas kemanusiaan.

Baginya, di tengah keprihatinan akibat bencana sekarang ini, memaknai kembali maulid al-barzanji juga menjadi kesempatan untuk memanjatkan doa bersama bagi para korban, pengungsi, serta mereka yang tengah berjuang dalam proses pemulihan.

“Momentum ini mengingatkan kita bahwa kasih sayang dan cinta yang memanusiakan – yang dicontohkan Rasulullah SAW – harus diwujudkan dalam aksi nyata: hadir di tengah derita, menguatkan yang lemah, dan merajut kembali harapan yang hampir pudar,” kata Aqil irham yang beberapa hari lalu berkunjung langsung ke Tamiang dan Pidie Jaya Aceh untuk penyaluran bantuan kemanusiaan tersebut.

Santunan bagi anak yatim dan doa bersama dalam kegiatan ini bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi simbol konkret bahwa cinta kepada Rasulullah SAW selalu sejalan dengan cinta kepada manusia.

Lantunan doa bersama juga menjadi cerminan keluarga besar Muhammad Aqil Irham dan Yuliati memaknai kebahagiaan mereka sebagai kesempatan untuk berbagi, memperluas manfaat, dan menegaskan bahwa nilai kasih sayang akan semakin bermakna ketika dihadirkan bagi yang membutuhkan.

***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *