banner 728x250

Desain Berkelanjutan hingga Ecoprint, Ini Strategi RI Perkuat Industri Kreatif

Foto dok Kemenperin

ABNnews – Industri kreatif dinilai menjadi salah satu sektor strategis yang berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Selain menyerap tenaga kerja, sektor ini juga dinilai mampu meningkatkan nilai tambah sekaligus memperkuat identitas budaya Indonesia di kancah global.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri kreatif merupakan ruang pertumbuhan yang sangat dinamis karena digerakkan oleh kreativitas generasi muda, inovasi teknologi, serta kekayaan budaya lokal.

“Industri kreatif adalah ruang pertumbuhan yang sangat dinamis, digerakkan oleh kreativitas anak muda, inovasi teknologi, dan kekayaan budaya lokal,” ujar Agus dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (14/12).

Agus menegaskan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus membuka ruang kolaborasi untuk memperkuat kapasitas pelaku industri kreatif. Berbagai kegiatan seperti workshop, kompetisi desain, inkubasi bisnis, hingga pameran berskala nasional dan internasional akan terus difasilitasi.

“Langkah ini sejalan dengan arah kebijakan Asta Cita Bapak Presiden serta strategi pengembangan industri yang inklusif dan berkelanjutan melalui Sistem Berbasis Industri Nasional (SBIN),” jelasnya.

Sebagai bentuk komitmen tersebut, Kemenperin melalui Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) turut ambil bagian dalam M Bloc Design Week (MBDW) 2025 yang digelar di Uma Seminyak, Bali, pada 7 November 2025. Dalam ajang tersebut, BPIFK menampilkan karya para finalis Indonesia Fashion and Craft Award (IFCA) serta menggelar sejumlah workshop kreatif bagi generasi muda.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita mengatakan Indonesia saat ini berada pada momentum bonus demografi yang menjadi penentu arah pembangunan menuju Indonesia Emas 2045.

“Momentum ini memberi peluang besar untuk melahirkan generasi inovatif dan kreatif yang mampu menjadi motor penggerak industri nasional,” ujar Reni.

Menurutnya, industri kreatif yang banyak digerakkan generasi muda harus terus dimaksimalkan potensinya. Terlebih, generasi saat ini memiliki kepedulian tinggi terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan.

“Hal ini tercermin dari semakin banyaknya unit usaha kreatif yang mengusung konsep sustainable design,” tambahnya.

Pada MBDW 2025 yang mengusung tema Movement & Mobility, BPIFK menyelenggarakan dua workshop kreatif, yakni Workshop Making Ecoprint dan Workshop Design Thinking Fundamentals. Kegiatan ini terbuka bagi pelaku IKM, mahasiswa Institut Design Bali (IDB), serta masyarakat umum.

Kepala BPIFK Dickie Sulistya Aprilyanto menjelaskan, teknik ecoprinting steam yang diperkenalkan memanfaatkan pigmen alami dari daun dan bunga untuk menghasilkan motif organik yang ramah lingkungan.

“Peserta diajak memahami pemilihan daun, karakter kain, proses mordanting, penyusunan motif hingga teknik pengukusan agar menghasilkan pola yang alami, estetis, dan tahan lama,” terang Dickie.

Ia menambahkan, BPIFK mendorong lahirnya karya generasi muda yang tidak hanya unggul secara estetika, tetapi juga relevan dengan kebutuhan pasar dan sejalan dengan prinsip keberlanjutan industri.

Sementara itu, workshop Design Thinking Fundamentals membekali peserta dengan pendekatan human-centered design melalui tahapan empathize, define, ideate, prototype, dan test. Metode ini diharapkan mampu melahirkan solusi inovatif yang berakar pada kebutuhan manusia dan konteks sosial.

“Kami berharap workshop ini dapat meningkatkan kreativitas, inovasi, dan kemampuan berwirausaha, khususnya bagi mahasiswa dan pelaku IKM. Harapannya, semakin banyak wirausaha fesyen dan kriya berkelanjutan yang lahir dan memperkuat ekosistem industri kreatif di Bali,” tutup Dickie.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *