banner 728x250

Dari Daster Perca Jadi Fashion Dunia! Kisah Inspiratif Madu Mastuti berdayakan Ibu Rumah Tangga di Solo

Foto dok BRI

ABNnews – Di sebuah sudut kampung Dipotrunan, Tipes, Serengan, Surakarta, suara deru mesin jahit bersahutan dengan tawa renyah para perempuan. Tangan-tangan terampil mereka sibuk menata kain batik, memotong lurik, hingga menjahit pola yang apik. Inilah dapur produksi Batik Malessa, sebuah usaha rumahan yang kini sukses menembus pasar internasional.

Madu Mastuti, sang pendiri, memulai perjalanan ini pada 2018 dengan mimpi yang sangat sederhana: menciptakan ruang bagi ibu rumah tangga agar tetap bisa berdaya tanpa harus meninggalkan keluarga.

“Awalnya dari membuat daster berbahan kain perca atau sisa kain. Lama-lama berkembang ke bidang kerajinan dan fashion premium. Kami memadupadankan batik, lurik, dan tenun menjadi produk eksklusif,” kenang Madu, Minggu (14/12/2025).

Transformasi ‘Zero Waste’ Hingga Dilirik Pejabat

Nama “Malessa” sendiri diambil dari gabungan nama Madu dan anaknya, Alesa. Tak sekadar bisnis, Madu membentuk Kelompok Wanita Berkarya sebagai wadah ibu-ibu sekitar untuk belajar sambil mengasuh anak.

Kini, produk Malessa terbagi menjadi dua lini: busana rumahan massal yang mengisi toko oleh-oleh besar, dan produk premium yang dirancang khusus. Menariknya, usaha ini menerapkan prinsip zero waste. Sisa kain tak dibuang, melainkan disulap menjadi tas, topi, bantal, hingga gantungan kunci yang bernilai jual tinggi.

Kualitas Malessa tak main-main. Mulai dari MC Piala Dunia U-17 hingga jajaran pejabat publik tercatat pernah mengenakan busana hasil kreasi dari kampung di Solo ini.

Naik Kelas Bareng BRI: Tembus Belanda hingga Australia

Melejitnya kapasitas produksi Malessa tak lepas dari dukungan perbankan. Melalui pinjaman KUR BRI, Madu berhasil menambah mesin jahit dan potong baru yang meningkatkan efisiensi kerja hingga 40%.

Tak hanya modal, Madu juga ‘digembleng’ melalui Rumah BUMN BRI Solo. Ia mengikuti berbagai pelatihan mulai dari BIMTEK ekspor hingga program BRIncubator. Hasilnya? Produk Malessa kini nangkring di bandara-bandara besar dan hotel-hotel mewah. Bahkan, karyanya sudah melanglang buana dipamerkan di Belanda, Swiss, hingga Australia.

“Program BRI luar biasa. Saya dapat ilmu baru dan pendampingan agar UMKM bisa naik kelas dan siap ekspor,” tuturnya bangga.

Komitmen BRI Perkuat Ekosistem UMKM

Direktur Micro BRI, Akhmad Purwakajaya, menegaskan bahwa BRI terus berkomitmen mendorong UMKM lokal agar naik kelas. Hingga akhir September 2025, BRI telah membina 54 Rumah BUMN dengan lebih dari 17 ribu pelatihan.

”Upaya ini merupakan strategi BRI untuk memperkuat ekosistem UMKM di berbagai daerah. Dengan dukungan pemberdayaan, UMKM diharapkan mampu meningkatkan daya saing dan menghasilkan nilai tambah di pasar,” tegas Akhmad.

Kisah Malessa menjadi bukti nyata bahwa jika ibu-ibu diberikan ruang untuk berdaya, ekonomi keluarga dan masyarakat akan ikut kuat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *