banner 728x250

PLN EPI Borong 5 Mitra Strategis, Target Net Zero 2060 Makin Dekat!

Direktur Bioenergi PLN EPI, Hokkop Situngkir, menyampaikan komitmen penguatan ekosistem biomassa dalam acara penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan lima mitra strategis calon penyedia biomassa. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya keberlanjutan, legalitas lahan, serta stabilitas pasokan untuk mendukung cofiring PLTU dan meningkatkan bauran energi bersih nasional. (Foto: PLN EPI)

ABNnews — PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) tancap gas memperkuat pasokan biomassa untuk cofiring PLTU. Langkah ini diwujudkan lewat penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan lima calon penyedia biomassa, yakni PT Cakra Alam Persada, PT Palma Banna Mandiri, PT Kurma Karya Global, PT Syahroni Rizki Mandiri, dan PT Arya Adinata Utama.

Direktur Bioenergi PLN EPI, Hokkop Situngkir, menegaskan pentingnya memastikan seluruh proses pengadaan biomassa berjalan sesuai aturan tata ruang dan legalitas lahan. Pasalnya, peningkatan pemanfaatan biomassa kini menjadi sorotan karena terkait penyediaan bahan baku dan isu penggunaan lahan.

“Pemanfaatan biomassa sedang meningkat pesat dan sensitif, terutama terkait penanaman dan penggunaan lahan. Kami harus memastikan bahwa semua pasokan berasal dari sumber legal dan tidak menyebabkan deforestasi,” ujarnya.

Hokkop menjelaskan, mayoritas biomassa yang digunakan PLTU saat ini masih berasal dari berbagai jenis limbah mulai dari limbah kehutanan, pertanian, industri, hingga limbah perkotaan. Ke depan, tanaman energi akan didorong sebagai sumber baru, namun tetap berpegang pada prinsip keberlanjutan.

“Kalau sumbernya dari tanaman energi, harus jelas sejak awal mulai izin lokasi, izin lahan, sampai kesesuaian pemanfaatan ruang,” tambahnya.

Ia juga menekankan perlunya jaminan pasokan, kualitas bahan baku, serta model bisnis yang sehat untuk memastikan para pemasok biomassa bisa bertahan.

“Tidak ada industri yang bertahan kalau sisi komersialnya tidak jelas. Model bisnis harus transparan dan saling menguntungkan agar pemasok dan PLN tumbuh bersama,” katanya.

Hingga akhir 2025, 49 PLTU telah menerapkan cofiring dengan total pemanfaatan biomassa mencapai 2,2 juta ton. Angka ini setara dengan pengurangan emisi 2,2 juta ton CO₂e di tahun ini.

Dari sisi hulu, para pemasok biomassa menyatakan siap memperkuat penyediaan bahan baku. Komisaris PT Kurma Karya Global (KKG), Andi Akmal Amnur, menyebut pihaknya mengembangkan woodchip, serbuk kayu, dan sekam padi dari berbagai jenis limbah. KKG juga mulai menanam pohon gamal di lahan 200 hektare sebagai sumber pasokan jangka panjang.

“Kami tetap mengutamakan pemanfaatan limbah biomassa eksisting, sambil mengembangkan tanaman energi seperti gamal,” ujar Andi.

KKG bersama perguruan tinggi juga tengah menguji potensi rumput gajah sebagai bahan baku cofiring. Biomassa dinilai membawa manfaat ekonomi baru bagi masyarakat.

“Sekam yang dulu tidak bernilai, sekarang bisa jadi sumber pendapatan. Masyarakat merasakan langsung manfaat dari biomassa,” tambahnya.

PLN EPI memastikan kelima mitra telah memenuhi semua syarat teknis, legalitas lahan, hingga kesiapan produksi. Sinergi ini diharapkan menjadi pilar penting dalam memperkuat pasokan biomassa nasional dan mempercepat pencapaian target Net Zero Emissions 2060.

Kerja sama ini menegaskan peran PLN EPI sebagai penggerak utama dalam membangun ekosistem bioenergi yang kuat, berkelanjutan, dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat di seluruh Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *