ABNnews – Pemerintah terus menggenjot penguatan standardisasi, mutu, dan layanan jasa industri demi mendorong daya saing nasional. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa transformasi industri tak lagi hanya bicara kapasitas produksi, tetapi juga kepastian mutu dan kemampuan memenuhi standar global.
“Transformasi industri tidak hanya mengenai kapasitas produksi, tetapi juga penguatan ekosistem dan kepastian mutu,” kata Menperin Agus dalam keterangannya, Rabu (10/12).
Agus mengapresiasi pelaksanaan Temu Pelanggan dan Mitra Strategis (Tanda Mata) 2025 yang digelar Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim (BBIHPMM). Menurutnya, inovasi layanan teknis menjadi kunci percepatan industri nasional.
“Inovasi layanan teknis, digitalisasi layanan, dan transparansi tata kelola akan terus menjadi fokus kami,” tegasnya.
Ekonomi Sulsel Tumbuh 4,94%, Jadi Motor Wilayah Timur
Data BPS mencatat perekonomian Sulawesi Selatan tumbuh 4,94% pada triwulan II/2025. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan masih mendominasi kontribusi ekonomi yang tembus Rp188,48 triliun.
Melihat potensi wilayah, Kemenperin menetapkan enam Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) di Sulsel, sejalan amanat UU Nomor 3/2014 dan RIPIN 2015–2035. Langkah ini menjadi bagian dari percepatan pemerataan pembangunan industri di seluruh Indonesia.
Pemerintah menempatkan target besar di RPJPN tahap III (2025–2035): Indonesia harus naik kelas menjadi Negara Industri Tangguh. Itu ditandai dengan struktur industri yang kuat, inovatif, dan kompetitif secara global.
Dalam misi besar ini, BSKJI memegang peranan sentral sebagai pendorong penguatan layanan teknis dan standardisasi di berbagai sektor industri.
Kepala BSKJI Emmy Suryandari menekankan bahwa pihaknya terus memperluas kolaborasi layanan untuk mendongkrak daya saing industri nasional. Menurutnya, potensi sektor perkebunan, mineral logam, dan maritim di Sulsel membuka peluang besar bagi sinergi industri kecil, menengah, hingga besar.
“Kami optimistis dengan sinergi kuat, industri nasional akan tumbuh lebih mandiri dan kompetitif,” ujarnya.
Kegiatan Tanda Mata BBIHPMM 2025 dihadiri 200 peserta dari berbagai unsur industri, pemerintah, akademisi, hingga asosiasi.
Forum ini sekaligus menegaskan posisi BBIHPMM sebagai pusat inovasi layanan teknis di wilayah tengah dan timur Indonesia.
Dalam acara itu, BBIHPMM memperkenalkan lima inovasi layanan teknis:
1. Layanan Pemeriksa Halal (LPH) Utama
2. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (LSSM)
3. Lembaga Pelatihan Kerja (LPK)
4. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
5. Lembaga Validasi Verifikasi Gas Rumah Kaca (LVV GRK)
Kelima inovasi ini disiapkan sebagai solusi terpadu untuk kebutuhan industri mulai dari keamanan produk, mutu, kompetensi SDM, hingga pemenuhan standar lingkungan.
BBIHPMM juga merilis maskot Zona Integritas “Daeng Siri” sebagai simbol penguatan budaya anti-korupsi. Seluruh pegawai telah menandatangani Pakta Integritas sebagai komitmen memberikan layanan yang akurat, profesional, dan bebas gratifikasi.
Plt. Kepala BBIHPMM Muhammad Taufiq mengatakan Tanda Mata 2025 menjadi bentuk apresiasi balai kepada mitra strategis selama 23 tahun memberikan layanan industri. Ia menegaskan bahwa BBIHPMM bergerak dengan semangat “One Stop Solution for Industry”.
Layanannya mencakup pengujian, sertifikasi, kalibrasi, inspeksi teknis, pendampingan teknologi, industri hijau, pelatihan SDM, verifikasi TKDN, pemeriksaan halal, hingga validasi gas rumah kaca.
Saat ini BBIHPMM telah melayani 182 pelanggan dari 141 perusahaan di enam provinsi di Sulawesi, serta bekerja sama dengan 19 pemda, 16 perguruan tinggi, tiga rumah sakit, dan tiga instansi kementerian/lembaga.













