ABNnews — PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) kembali memperkuat komitmennya dalam pembangunan berkelanjutan melalui keberhasilan binaan CSR perusahaan, Jasmine Integrated Farming, yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai penerima Penghargaan Program Kampung Iklim (ProKlim) Utama Tahun 2025.
Keputusan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Nomor 3056 Tahun 2025, dan menandai peningkatan signifikan dari capaian sebelumnya pada tingkat Madya. Predikat ProKlim Utama ini juga membuka peluang bagi RW 19 Antapani Tengah untuk melaju ke kategori tertinggi, yaitu ProKlim Lestari, dalam dua tahun mendatang.
Kontribusi WEGE melalui Jasmine Integrated Farming menjadi faktor kunci dalam pencapaian tersebut. Program ini mengintegrasikan pengelolaan sampah organik, pertanian terpadu, edukasi lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat sehingga mampu meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi emisi melalui pengolahan sampah menjadi kompos, serta memperkuat kelembagaan komunitas.
Ketiga unsur tersebut berperan langsung dalam pemenuhan indikator penilaian ProKlim, yaitu adaptasi sebesar 30 persen, mitigasi sebesar 30
persen, dan kelembagaan sebesar 40 persen.
Keberhasilan Jasmine Integrated Farming tidak hanya diakui secara nasional, tetapi juga menarik perhatian internasional. Pada 29 Agustus 2024, lokasi ini dikunjungi oleh The Bridge International, organisasi nirlaba asal Korea Selatan yang bermitra dengan KOICA melalui program INNOPORT.
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari perjalanan riset lapangan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah para inovator sosial muda Korea Selatan.
Dalam kunjungan tersebut, perwakilan The Bridge International menyampaikan apresiasi atas sistem pengelolaan sampah dan integrasi pertanian yang dinilai sangat relevan dengan pengembangan model integrasi pertanian di negara mereka.
Terpilihnya Jasmine Integrated Farming sebagai tujuan penelitian menunjukkan pengakuan atas kompetensi masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga hingga menjadi sistem ketahanan pangan yang berkelanjutan dan mendukung program Kampung Iklim.
Selanjutnya, pada 6 Agustus 2025, Jasmine Integrated Farming kembali menjadi destinasi studi internasional melalui kunjungan delegasi Malaysia yang dipimpin oleh Wali Kota Bandaraya Shah Alam, Dato’ Hj Mohd Fauzi Bin Hj Mohd Yatim, bersama Managing Director KDEB Waste Management SDN BHD, Dato’ Hj Ramli Bin Mohd Tahir.
Delegasi meninjau praktik pertanian terpadu yang memadukan pertanian organik, peternakan, perikanan, dan pemrosesan sampah rumah tangga menjadi kompos. Dalam kesempatan itu, Delegasi Malaysia menyampaikan kekaguman terhadap pendekatan berbasis komunitas yang dinilai mampu menciptakan sistem lingkungan yang inklusif, edukatif, dan berdaya saing.
Kunjungan tersebut semakin memperkuat posisi Jasmine Integrated Farming sebagai pusat pembelajaran, riset, dan kolaborasi lintas negara dalam pengelolaan lingkungan. WEGE terus memastikan bahwa Jasmine Integrated Farming menjadi model keberlanjutan yang selaras dengan visi perusahaan sebagai mitra terpercaya dalam menciptakan ekosistem konstruksi yang inovatif dan berkelanjutan.
Manager PR, CSR, & GA WEGE, Firlan, menyampaikan bahwa program ini
memberikan kontribusi nyata terhadap upaya pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission, Sustainable Development Goals (SDGs), dan penguatan pengelolaan sampah. Ia mengatakan, selain memberi dampak sosial-lingkungan, program ini juga mendukung peningkatan ESG Rating perusahaan di masa mendatang.
Dengan capaian ProKlim Utama 2025 serta pengakuan internasional dari Korea Selatan dan Malaysia, Jasmine Integrated Farming menjadi bukti nyata bagaimana sinergi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat dapat
menghasilkan inovasi lingkungan yang relevan, berkelanjutan, dan berdampak global.
***













