banner 728x250

4 Perusahaan Disegel Gara-gara Banjir Sumatera, Berikut Profilnya

Ilustrasi. Gelondongan Kayu di Aliran Sungai Sigultom, Desa Tukka, Tapanuli Tengah, Kamis (4/12/2025)(Kompas.com/Ridho Danu Prasetyo )

ABNnews – Kementerian Lingkungan Hidup (LH) menyegel empat perusahaan yang diduga menjadi penyebab bencana banjir di wilayah Sumatera. Keempat perusahaan itu diketahui beroperasi di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru, Tapanuli Selatan.

Empat perusahaan yang disegel, yakni PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PLTA Batang Toru yang dikelola PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE), PT Agincourt Resources, dan PT Sago Nauli.

Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono, menyebut penyegelan dilakukan secara bertahap sejak Jumat (5/12/2025) hingga Minggu (7/12/2025). Penyidik LH memasang Papan Pengawasan dan PPLH Line di seluruh lokasi perusahaan.

“Hari Jumat 5 Desember, PTPN III, PLTA Batang Toru yang dioperasionalkan PT NSHE, dan PT Agincourt disegel. Hari Minggu 7 Desember, giliran PT Sago Nauli,” ujar Diaz di Jakarta, Selasa (9/12/2025), seperti dikutip dari detikNews.

LH sebelumnya memanggil delapan perusahaan, namun baru empat yang diperiksa dan langsung disegel. Sisanya akan menyusul.

Berikut profil singkat empat perusahaan yang kini disegel:

1. PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
PTPN III adalah BUMN Holding Perkebunan yang mengelola berbagai komoditas mulai dari kelapa sawit, karet, teh, tebu, kopi, kakao, tembakau hingga hortikultura. Dari total area 1,18 juta hektare, sekitar 817.536 hektare merupakan area tanam. Komoditas utamanya adalah kelapa sawit dengan luasan 733 ribu hektare, terdiri dari kebun inti dan plasma.

PTPN III ditetapkan sebagai holding perkebunan melalui PP No. 72 Tahun 2014, yang mengalihkan mayoritas kepemilikan negara di PTPN I–XIV kepada PTPN III.

2. PLTA Batang Toru – PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE)
PLTA Batang Toru adalah proyek Independent Power Producer (IPP) berkapasitas 510 MW, menjadikannya PLTA run-of-river terbesar di Sumatera. Proyek ini berada di Sungai Batang Toru, Tapanuli Selatan.

PLTA ini dioperasikan PT NSHE, dengan kepemilikan saham terdiri dari:
* PT Dharma Hydro Nusantara (52,82%)

* PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi (25%)

* Fareast Green Energy Pts Ltd (22,18%)


Proyek yang ditargetkan beroperasi 2026 ini diklaim mampu menyumbang 15% kebutuhan listrik beban puncak Sumatera Utara dan menyerap ribuan tenaga kerja.

3. PT Agincourt Resources (Tambang Emas Martabe)
PT Agincourt Resources (PTAR) mengoperasikan Tambang Emas Martabe di Tapanuli Selatan. Perusahaan ini mayoritas dimiliki PT Danusa Tambang Nusantara (95%), anak usaha Pamapersada Nusantara–United Tractors, bagian dari Astra.

Tambang Martabe berdiri di area 646 hektare dan sejak 2012 memproses lebih dari 6 juta ton bijih per tahun, menghasilkan lebih dari 200 ribu ons emas serta 1–2 juta ons perak setiap tahun.

Tambang ini beroperasi berdasarkan Kontrak Karya 30 tahun dan memiliki wilayah konsesi hingga 130.252 hektare. Pada Juni 2025, sumber daya mineral diperkirakan mencapai 6,4 juta ons emas dan 58 juta ons perak, dengan cadangan bijih sebesar 3,56 juta ons emas.

4. PT Sago Nauli
PT Sago Nauli merupakan perusahaan perkebunan sawit yang beroperasi sejak 1997 di Mandailing Natal. Perusahaan ini mengusung model kemitraan PIR-Trans dan mempekerjakan sekitar 830 pekerja.

Perusahaan mengelola 2.392 hektare kebun inti dan 6.114 hektare kebun plasma, bekerja sama dengan 7 KUD. Mereka juga memiliki pabrik kelapa sawit berkapasitas 60 ton TBS per jam di Desa Sinunukan II.

Dalam unggahan media sosial resminya, perusahaan ini dimiliki oleh Igansius Sago, dengan H. Nur Kholis sebagai Direktur Utama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *