ABNnews — Kementerian Perindustrian menegaskan industri olahraga Indonesia punya potensi besar menjadi motor baru penguatan sektor manufaktur nasional. Melalui ajang Indonesia Sports Summit (ISS) 2025), pemerintah mulai merumuskan strategi besar untuk memperkuat rantai pasok industri olahraga, mulai dari kapasitas produksi, standardisasi, penerapan TKDN, hingga perluasan pasar ekspor.
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengatakan tren pertumbuhan industri olahraga dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan arah positif.
“Industri olahraga Indonesia punya ruang besar untuk tumbuh jadi kekuatan baru manufaktur nasional. Ekspor terus meningkat, struktur industri makin matang, dan dominasi IKM menunjukkan kesiapan sektor ini untuk tumbuh lebih cepat. Yang dibutuhkan adalah sinergi dan strategi terpadu,” ujar Faisol di Indonesia Arena, Kompleks GBK Senayan, Minggu (7/12).
Kinerja industri alat olahraga tercatat stabil dan terus menanjak. Sepanjang 2024, ekspor sektor ini mencapai USD 275,3 juta dengan surplus USD 51,3 juta. Hingga September 2025, ekspor sudah menembus USD 222,3 juta atau naik 11,9% dari tahun sebelumnya.
Pertumbuhan itu ditopang struktur industri yang semakin kuat, dengan 128 unit usaha industri alat olahraga, lebih dari 15.600 tenaga kerja serta 14 Sentra IKM alat olahraga di berbagai daerah.
Selain itu, subsektor industri apparel olahraga mencatat pertumbuhan nilai tambah 5,07% pada Januari–September 2025. Sementara industri sepatu olahraga masih jadi penyumbang terbesar ekspor, yakni USD 3,06 miliar hanya dalam periode Januari–Agustus 2025.
Kemenperin juga mempercepat penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk memperkuat struktur industri. Saat ini terdapat 37 pelaku industri yang memproduksi alat olahraga dengan nilai TKDN 20–65%.
“Kebijakan TKDN memberi dampak nyata bagi penguatan rantai pasok dan peningkatan nilai tambah industri nasional,” kata Faisol.
Kemenperin juga mengusulkan mekanisme izin edar berbasis TKDN, yang kini tengah difinalisasi melalui tim teknis lintas kementerian sebagai tindak lanjut nota kesepahaman dengan Kemenpora.
Standarisasi juga menjadi fokus utama. Sebanyak 37 jenis produk alat olahraga kini telah memiliki SNI, mulai dari raket, shuttlecock, matras, bola basket, hingga alat softball. Enam pelaku industri telah menjadi pionir dalam penerapan SNI.
Salah satu yang mencuri perhatian adalah CV Shiamiq Terang Abadi (Solo). Perusahaan ini memproduksi meja tenis untuk penyandang disabilitas netra dengan TKDN 55% dan sertifikasi resmi dari International Table Tennis Federation (ITTF). Produk tersebut sudah digunakan di Asian Para Games 2018 dan kini siap masuk pasar Eropa.
Seluruh strategi ini dijalankan melalui kolaborasi lintas lembaga, mulai dari Kemenpora, BSN, KONI, hingga federasi cabang olahraga. Program kolaborasi meliputi pembinaan sentra industri olahraga, National Sporting Brand, sertifikasi internasional, promosi produk ber-TKDN serta diplomasi pasar olahraga global.
“Penguatan industri olahraga sejalan dengan agenda hilirisasi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan prestasi olahraga nasional. Industri dan kepemudaan harus tumbuh bersama,” tegas Wamenperin.
Kemenperin berharap ISS 2025 menjadi momentum transformasi besar agar industri olahraga Indonesia semakin kompetitif, inovatif, dan berdaya saing global.













