banner 728x250

Anggota DPR Nyinyir Soal Sumbangan Rp10 Miliar: Seolah-olah Paling Kerja, Negara Sudah Hadir

Anggota Komisi I DPR RI, Endipat Wijaya. (Foto: istimewa)

ABNnews — Anggota Komisi I DPR RI, Endipat Wijaya mencolek soal informasi bantuan pemerintah dengan donasi Rp10 miliar warga untuk korban banjir longsor Sumatera. Ia menyinggung pihak yang datang sekali ke wilayah bencana Sumatra tetapi merasa yang paling bekerja.

Dalam Rapat Kerja Komisi I dengan Menkomdigi Meutya Hafid di DPR, Senayan, Jakarta, Endipat Wijaya mengatakan, pemerintah sudah memberikan bantuan yang maksimal di wilayah terdampak.

“Orang yang cuma datang sekali seolah-olah paling bekerja di Aceh, padahal negara udah hadir dari awal. Ada orang baru datang, baru bikin satu posko ngomong pemerintah enggak ada. Padahal pemerintah udah bikin ratusan posko di sana,” katanya.

“Angkatan Udara hari pertama langsung ada, 4-5 pesawat datang ke sana, tapi dibilang enggak pernah hadir. Mungkin itu karena kita kalah dalam menginformasikan,” ungkap politikus Partai Gerindra itu.

Seharusnya, kata Endipat, bantuan negara yang lebih besar dari donasi warga bisa lebih viral di media sosial. “Orang per orang cuma menyumbang Rp10 miliar (ke daerah bencana), negara sudah triliun-triliunan ke Aceh itu,” ucapnya

Endipat berujar Kementerian Komunikasi dan Digital harus mengamplifikasi informasi soal bantuan dari pemerintah ke daerah bencana.

“Sehingga enggak kalah viral dibandingkan dengan teman-teman yang sekarang ini sok paling-paling di Aceh, di Sumatera, dan lain-lain itu,” kata dia.

Diketahui sebelumnya, aksi content creator Ferry Irwandi bersama tim NGO dan relawan yang berhasil menggalang dana Rp10,3 miliar dalam 24 jam menjadi viral di media sosial. Kehadiran mereka di wilayah terdampak bencana juga banyak dibagikan di berbagai platform.

Ferry Irwandi yang tiba di Medan, karena jalur penerbangan yang paling memungkinkan, menyatakan komitmennya untuk memastikan bantuan tersalurkan dengan cepat dan tepat sasaran.

“Kita membawa 2,6 ton hari ini dan akan disusul yang lain. Fokus utama kita adalah titik-titik yang memang minim bantuan yang terisolasi,” tegas Ferry kepada wartawan, Kamis (04/12).

Dalam distribusinya, tim relawan Ferry Irwandi dan Kita Bisa (diwakili oleh Haikal dan Hibat) tidak hanya membawa logistik umum, tetapi fokus pada kebutuhan spesifik yang sering terlewatkan, berdasarkan masukan langsung dari korban.

“Kita siapkan makanan siap makan yang bergizi, bukan mi instan, yang bisa langsung mereka dapat, mereka makan,” ungkap Ferry, menyoroti pentingnya nutrisi di tengah bencana.

Sentuhan kemanusiaan terasa kuat dengan perhatian khusus pada kelompok rentan. Mereka menyalurkan kebutuhan mendesak bagi ibu dan anak, seperti pampers, alat aksi (menyusui), pakaian dalam, dan pembalut yang sering menjadi masalah di lokasi pengungsian.

Selain itu, upaya keras juga dilakukan untuk mengatasi kelangkaan air bersih dengan mencari alat filter dan terminal air bersih di beberapa daerah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *