ABNnews – Pernah Rasulullah ketika sedang tawaf dikuntit seorang Quraisy Fadhalah bin Umair yang mengendap endap dengan tujuan membunuh.
Alah segera mengutus Jibril untuk memberitahu, rasulullah menoleh dan menyapa Fadhalah.
Fadhalah sangat terkejut dan heran, bagaimana mungkin Rasulullah bisa tahu namanya padahal belum pernah jumpa. Rasulullah tersenyum, beristighfar dan memaafkan. Lalu, rasulullah mengangkat tangan dan meletakkan telapak tangan beliau ke dada Fadhalah.
Setelah peristiwa itu Fadhalah bercerita : “Sungguh ketika Nabi mengangkat tangan kemudian meletakkan tangannya ke dadaku maka tidak ada yang lebih kucinta diseluruh dunia ini selain Rasulullah”.
Kebencian kadang hanya dibentuk oleh warisan prasangka. Sebagaimana Fadhalah dibesarkan di lingkungan musuh tentu menerima banyak berita memburukkan Rasulullah. Kemudian Fadhalah menjadi benci Rasulullah, padahal kebencian bukanlah watak aseli Fadhalah.
Setelah bertemu langsung dengan keagungan akhlak Rasulullah kemudian sangka buruk beliau pupus bersih karena dikalahkan sikap menahan marah dan memaafkan rasulullah.
“Bersegeralah kepada ampunan Allah dan surga, yang disediakan bagi orang bertakwa. Yaitu yang berinfak dalam lapang dan sempit, menahan marah, dan memaafkan. Sungguh Allah senang kepada yang berbuat baik.” QS Ali Imran: 133-134)
‘Aisyah berkata: “ Rasulullah bukanlah seorang yang keji. Beliau pun tidak suka berkata keji. Beliau tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Sebaliknya beliau suka memaafkan dan merelakan” (HR. Ahmad). Wallohua’lambishshawab/H Ali Akbar Soleman Batubara













