ABNnews — Puluhan warga di Lingkungan IV, Kelurahan Huta Nabolon, Kecamatan Tukka, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, menghadapi kondisi memprihatinkan pascabanjir bandang pada Selasa 25 Novrmber lalu.
Banyak warga kehilangan tempat tinggal serta kebutuhan dasar, termasuk pakaian. Kondisi ini diperparah dengan cuaca yang masih sering hujan, meningkatkan risiko kesehatan dan kenyamanan warga.
Mereka terpaksa bertahan di tengah gelap dan dinginnya malam tanpa pakaian bersih yang layak. “Pakaian yang sedang kami jemur, kami bagikan semua ke tetangga pak, tidak ada pakaian mereka,” kata Margembira Gultom (41), warga Lingkungan IV, Kelurahan Huta Nabolon.
Mergagembira berinisiatif menjadikan rumahnya sebagai tempat pengungsian darurat. Ia bersama keluarganya berbagi pakaian dan makanan kepada puluhan kepala keluarga yang terdampak. Upaya kemanusiaan ini menjadi secercah harapan bagi korban banjir di Huta Nabolon.
Rumah yang dihuni Margembira bersama ayah, ibu, istri dan seorang anaknya itu selamat dari amukan banjir bandang yang meluluhlantakkan mayoritas rumah – fasilitas infrastruktur di kawasan Lingkungan IV.
Hal tersebut dikarenakan rumah sederhana yang beratapkan seng itu berada di sebuah bukit, yang jauh lebih tinggi dari banyak rumah lainnya dan dari alur aliran banjir di Lingkungan IV.
“30 KK ada yang tinggal bersama kami di sini. Pak tahu tidak, kami delapan liter beras dimasak untuk sekali makan, karena tidak ada lagi lauk saat itu saya potong babi dan lembu ternak kami untuk dibagi-bagikan,” ungkapnya.
Namun beruntung, ia seperti dilansir dari antaranews, mengakui bahwa saat ini kondisi mereka saat ini jauh lebih baik karena bantuan logistik kebutuhan pokok sudah mulai tiba, baik dari pemerintah maupun keluarga.
“Juga sudah ada bantuan genset untuk penerangan. Hanya saja itu pak pakaian bersih dan layak pakai yang dibutuh sekali pakaian kami ini apalagi cuaca masih hujan terus ini air bisa kembali naik,” tukasnya.
Kelurahan Huta Nabolon merupakan salah satu kawasan yang paling terdampak bencana banjir disertai tanah longsor di Kecamatan Tukka, Tapanuli Tengah, baik jumlah korban jiwa maupun kerusakan permukiman dan infrastruktur sejak 25 November.
Kawasan itu pula yang menjadi lokasi di mana banjir membawa serta balok-balok kayu besar saat peristiwa banjir dua pekan lalu, yang videonya viral di berbagai kanal media sosial.
Material yang dibawa banjir itu telah menghancurkan rumah bagi sedikitnya 150-200 kepala keluarga di kawasan Lingkungan IV.
Jalan utama yang menghubungkan Huta Nabolon – Tukka terputus sehingga menjadi daerah yang sulit dijangkau bala bantuan hingga hari ke-13 masa tanggap darurat bencana ini.













