ABNnews – Di tengah pergeseran geopolitik dan tantangan iklim global tahun 2025, Indonesia diklaim sukses menavigasi risiko signifikan tersebut. Dorongan utama keberhasilan ini adalah target besar Visi Indonesia Emas 2045, di mana Indonesia diproyeksikan menjadi salah satu dari lima ekonomi global teratas.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti peran krusial satu profesi dalam mencapai visi ambisius tersebut.
“Mencapai visi ini membutuhkan kepastian dan keyakinan. Keyakinan ini dibangun di atas fondasi kepercayaan dan akuntabilitas. Di sinilah profesi akuntansi menjadi sangat penting, karena peran Anda sebagai akuntan, auditor, dan profesional keuangan adalah sebagai arsitek terpercaya yang tak tergantikan,” tutur Menko Airlangga dalam keynote speech HUT ke-68 IAI dan IFAC Connect Asia Pacific 2025 di Jakarta, Rabu (3/12).
Menurut Menko Airlangga, kepatuhan seorang akuntan atau auditor terhadap standar internasional adalah jaminan bahwa data keuangan yang dihasilkan akurat, sebanding, dan andal.
Kepercayaan investor dan pembuat kebijakan bergantung sepenuhnya pada profesionalisme dan objektivitas hasil kerja akuntan.
Profesi akuntan juga menjadi mitra kunci dalam transisi ekonomi Indonesia menuju ekonomi hijau dan digital. Laporan keuangan dan keberlanjutan yang kredibel memainkan peranan vital untuk menarik investasi dan memastikan dampak sosial serta ekologis yang nyata.
“Saya mendorong IAI, bermitra dengan IFAC, untuk terus memperjuangkan standar tertinggi kompetensi profesional, perilaku etis, dan inovasi,” ucap Menko Airlangga.
Optimisme tidak hanya berhenti di 2045. Airlangga memproyeksikan tahun 2026 akan menunjukkan tren positif, didukung sejumlah indikator: PMI Manufaktur tetap ekspansif di 53,3 (November 2025), Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mencapai 121,2 (Oktober 2025) serta Pertumbuhan penjualan sepeda motor sebesar 8,4% (yoy) pada Oktober 2025.
“Dengan indikator-indikator ini, seluruh risiko pertumbuhan untuk 2026 telah terkelola dan terserap pada tahun ini. Pada 2026, risiko positif diperkirakan akan lebih dominan daripada negatif,” tegasnya.
Sejalan dengan target APBN, Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi di 2026 dapat melampaui target dasar 5,4%. Mesin ekonomi baru, yakni ekonomi hijau dan digital, akan diakselerasi.













