ABNnews — Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai kegiatan usaha menyebabkan deforestasi berkontribusi pada bencana banjir bandang dan longsor di sejumlah wilayah di Sumatera pada akhir November 2025.
Hal itu dikatakan Direktur Eksekutif Walhi Sumut Rianda Purba, dalam konferensi pers ”Siklon Senyar, Bencana Ekologis dan Masa Depan Kita”, Senin (01/12) lalu. Bencana Sumatera terjadi bukan sekadar bencana hidrometeorologi akibat hujan dengan intensitas tinggi, melainkan bencana ekologis.
Walhi mencatat, di Sumatera Utara sebanyak 2 ribu hektare hutan rusak dalam 10 tahun terakhir. Hal itulah yang diduga menjadi penyebab banjir bandang. “Ekosistem tersebut, yang menjadi juga penopang kehidupan warga di area sekitarnya, telah rusak. Kita catat, dalam 10 tahun terakhir saja, 2.000 hektare lebih,” kata Riandra
Ia membantah pernyataan Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution yang menyebut bahwa bencana di wilayahnya terjadi karena cuaca ekstrem.
“Perusakan hutan di sana itu disebabkan oleh beberapa perusahaan. Jadi kita menyangkal pernyataan dari Gubernur Sumatera Utara bahwa banjir tersebut karena cuaca ekstrem,” katanya.
“Pemicu utamanya bukan cuaca ekstrem ini, pemicu utamanya adalah kerusakan hutan dan alih fungsi lahan dari hutan menjadi non-hutan,” tegas Rianda Purba.
Ia mengungkap, dari sisi hukum, tahun 2014 itu ada perubahan kawasan hutan. Status nonhutan tersebut kemudian dimanfaatkan oleh para oknum. Dari sini, penggundulan hutan terjadi.
“Secara status hukum, itu nonhutan, sehingga orang seenaknya saja oknum baik secara legal maupun ilegal penebangan hutan dan alih fungsi lahan. Dan ini yang terjadi,” katanya.
Sebelumnya, Gubsu Bobby Nasution mengatakan bahwa banjir dan longsor di Sumut dipicu cuaca ekstrem. Bencana ini melanda beberapa kota dan kabupaten di Sumut.
“Cuaca ekstrem dan hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung lama menyebabkan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor di beberapa daerah Sumatera Utara, termasuk di Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, hingga Tapanuli Selatan,” kata Bobby dalam unggahan di akun Instagram miliknya, Kamis (27/11) lalu.
Akiat banjir dan longsor ini, ribuan rumah warga rusak. Bencana ini juga memakan korban jiwa. “Bencana hidrometeorologi ini telah menyebabkan ribuan rumah warga terendam, akses jalan terputus, bahkan menelan korban jiwa,” katanya.
Nadzar Lendi













